[REVISI]
Budayakan VOTE sebelum membaca ya Readers 😙^Happy reading^
➖➖➖➖🌼💖💖🌼➖➖➖➖
"Rif, lu kok bisa luka? Kenapa?" Fian berani bersuara ketika adiknya sudah hilang masuk ke dalam kamar.
"Tadi Wulan melamun, jadi gak merhatiin jalan dan ya luka," jelas Arif.
"Bagus deh. Untung bukan Unyu yang luka," ujar Fian santai lantas fokus pada hpnya.
"Sue' lu bang, trus lu bersyukur gue yg luka? Kan adik lu yang bikin gue luka!" Ucap Arif kesal.
"Iyalah.. gue bersyukur lu doang yang luka, kalau unyu gue yang luka, luka lu malah lebih para dari sekarang."
"Kan yang salah adik lu bang!" Kesalnya lagi.
"Biarin di mata gue Unyu gak pernah salah," ucap Fian final karena adiknya sudah keluar dari kamar. Menuruni anak tangga satu persatu sampai tiba dihadapan Arif.
"Sini gue obatin. Jangan ngerengek, gue gak suka kalau ngerengek kesakitan kayak anak kecil," jelas Wulan. Mengonati luka kecil Wulan sudah biasa.
Fyi, Wulan memiliki gelar doktor dan sudah praktek di rumah sakit milik Lia saat di Australia. Salah satu tempat kedua Wulan sehingga bisa membebaskannya dari mansion besar milik Lia itu.
"Selesai," seru Wulan membereskan kembali kotak P3K miliknya. Fian, Faiz, dan Ali sama-sama mengerutkan kening mendengar seruan Wulan. Secepat itukah.
Arif menyentuh keningnya ak percaya. "Serius udah? Gila, gak sakit cuy," pekik Arif histeris.
"Udah, jangan dipegang mulu. Nanti lukanya malah makin parah," Wulan mengomel kembali.
"Serius gak sakit?" tanya Ali memastikan.
"Iya, serius gak sakit, kok lu bisa sih?" tanya Arif menatap Wulan dengan mata yang berbinar. Ketidak tahuan perkembangan Wulan dirasakan semua orang di ruang tengah saat ini.
"Wulan udah biasa bantuin tante Lia di rumah sakit, udah pernah bantuin operasi jantung juga," jawab Wulan mendapat keterkejutan super hebat dari mereka.
"You're kidding, right?" seru Fian.
Wulan menggeleng. "Gak, benar kok. Sumpah Wulan gak bohong," jawab Wulan meneruskan langkahnya menaiki anak tangga.
Tak lama Wulan turun kembali dan sudah dapat dipastikan serentetan pertanyaan pasti akan terlontar dari mereka sehingga sebelum berucap, Wulan menahannya lebih dulu.
"Stop, ceritanya nanti aja. Wulan mau keluar sebentar oke. Bye, assalamu'alaikum," serunya melambai keluar dari rumah meninggalkan semua laki-laki yang penasaran bukan main.
~0*0~
Wulan menatap keempat kakak-kakaknya dengan sekali helaan napas panjang. Mereka menuntut cerita yang ditunda Wulan siang tadi.
Ratna, Fian, Ali, dan Faiz, keempatnya menunggu bibir itu terbuka mengeluarkan kata demi kata yang bisa menghilangkan rasa penasaran mereka.
"Mau mulai darimana?" tanya Wulan sendiri bingung ingin memulainya darimana.
"Apa maksud bantu tante Lia di rumah sakit? Dan operasi jantung," seru Fian bersandar pada sandaran sofa.
Wulan mengangguk. "Gimana ya, hmm... bisa dibilang Wulan itu dokter tapi emang benar dokter sih," serunya membingungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]
Ficção Adolescente[END😘😘😘] SUDAH TERBIT Silahkan cek di online shop kalian guys. Nerd itu bukan berarti aku harus culun dan menerima semua ejekan orang-orang. Aku tidak suka ditindas. Aku tidak suka diam. Aku tidak suka kebodohan. Aku tidak suka temanku terluka. A...