Ending

5.3K 187 10
                                    

[REVISI]

~0*0~

15 tahun kemudian

"Nenek!"

"Kenapa sayang?"

Gadis berusia 14 tahun mengadahkan tangannya untuk menerima sesuatu, tapi wanita yang dipanggilnya nenek justru diam dengan tatapan bingung.

"Ck' nenek, maksud Ara surat dari mama. Hadiah ulang tahun Ara," gadis itu berdecak kesal dan kembali menaruh tangannya di atas meja.

Dia, Tiara Putri Lisya. Dan nenek adalah Ketty, beliau tersenyum sendu, mengingat putrinya yang sudah tiada. Dia menitipkan surat untuk setiap ulang tahun putrinya.

"Ulang tahun kamu kapan?" seorang lelaki datang - ia Andika. Putra Fian yang memiliki usia satu tahun di atasnya.

"Besok," jawabnya merengut.

"Kalau besok, kenapa mintanya sekarang?"

"Ayah, Ara kangen sama mama," adunya pada sang ayah yang justru melamun.

Satu objek yang menjasi fokus sang ayah adalah foto indah sang mama yang sangat dirindukan. Anak dari sang nenek yang menyimpan surat hadiah untuknya.

"Gimana kalau cucu nenek yang cantik ini menginap? Biar jam 12 malam langsung ambil hadiahnya, setuju?" tawar Ketty tidak mau melihat cucu kesayangannya bersedih.

Raut wajahnya menjadi senang, dia mengangguk antusias. Sama seperti Wulan.

"Tapi izin dulu sama ayah kamu."

Seketika senyumnya hilang. Ara memandang sang ayah yang masih saja enggan memalingkan tatapan juga fokusnya dari sang mama.

"Ayah," panggilnya pelan. Orang yang dipanggil menoleh dan menatapnya dengan tatapan berbicara 'Kenapa?'.

"Hari ini kita nginep ya?"

Tanpa menjawab, sang ayah sudah mengatakan jika beliau setuju dengan diamnya. Dia mengerti sifat ayahnya. Dia tahu apa yang sedang diderita ayahnya selama 15 tahun sepeninggalan ibunya.

~0*0~

Teng! Teng! (jam besar berbunyi tepat jam 12 malam).

"Nenek! Nenek!" teriakan itu menggema. Semua orang sampai terbangun karena teriakan yang sangat kencang.

"Ada apa sih, ada maling? Mana malingnya?!" Andika yang pertama kali keluar itu karena kamar mereka bersebelahan jika di rumah utama neneknya.

"Ihh! Bukan," serunya menatap sang nenek.

"Terus ngapain lu teriak sampai cetar menggelegar kayak gitu?" tanya Andika lagi.

"Hehe, mau minta hadiah sama nenek," jawabnya cengengesan.

Di hadapan Ketty ia mengadahkan tangan. Meminta hadiah sesuai janji neneknya beberapa jam yang lalu. Ketty memberikan sebuah surat dan satu kotak kecil kepada Ara.

"Nenek, kotak apa ini?"

Ketty mengangkat bahu tanda tak tahu. "Nenek tidak tahu, ibu kamu kasihnya udah kayak gitu," jawab Ketty.

Ara mengangguk kemudian berlari menuju kamarnya untuk membaca surat tersebut. Masuk dan mengunci pintu, duduk di atas kasur dan membuka suratnya.

Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang