Chapter 13

5.3K 211 3
                                    

[REVISI]

Happy read!

———— ★ ————

"Aakkh!!"

Teriakan menggema itu sontak menghentikan transaksi yang hampir terjadi. Fian sontak menoleh kearah sumber suara yang sudah sangat dia kenali, siapa lagi kalau bukan adiknya. Bukan hanya Fian, Luis, Ali, dan Aldi pun ikut menoleh dengan cepat.

Mereka sontak berlari, Luis kalah dengan kecepatan mereka yang memang sudah sangat peka. Beberapa teman mereka seperti Raka, Ikbal, dan Faiz menunggu di rumah berjaga-jaga akan situasi melalui kamera tersembunyi di saku jas Fian dan yang lain. Mereka punya rencana cuy.

Brak!

Fian menendang pintu tua itu hingga rubuh dan memperlihatkan hal apa yang sudah membuat adiknya menjerit hebat.

Wulan di kelilingi banyak laki-laki dengan satu laki-laki yang sudah berani menyentuhnya. Emosi mereka naik hingga melebihi batas. Serempak Ali, Aldi, dan Fian memecah lingkaran itu. Menghajar mereka secara membabi buta. Sudah hampir pada batasnya, Aldi yang meraih laki-laki yang sibuk memaksa Wulan selama baku hantam terjadi kemudian menghajarnya sekali sampai terhuyung menabrak meja kayu di dekatnya. Sudah cukup. Wulan sudah aman di dalam pelukannya.

Sebentar, Aldi melepasnya memeriksa kondisi Wulan.

"Lu gak papa?" tak sengaja tangannya menggenggam pergelangan tangan Wulan sampai Wulan meringis.

"Aaw."

Di sanalah lukanya. Fian dan Ali segera menoleh, menyudahi kegiatan mereka untuk menghampiri Wulan-adiknya di sana.

"Unyu/Incess." Mereka kompak.

Berbeda dengan Aldi yang fokus pada pergelangan tangan Wulan, Ali dan Fian melihat bintik-bintik di kaki adiknya. Lantas mereka geram.

"Lu bilang gak macam-macam, ha!!" bentak Fian pada Luis yang juga terkejut kejadiannya akan seperti ini. Dia sudah berpesan pada Jo untuk tidak melakukan apa-apa, tapi ternyata Jo malah melakukannya.

Luis tahu berurusan dengan keluarga orang kaya itu sulit, akan bahaya. Maka dari itu Luis tidak suka mendengarkan kata-kata bawahannya kalau bekerja. Tapi sekarang masalah gawat. Dia juga salah karena tidak membaca situasi. Jo pasti kesal kepalanya di pukul sampai pingsan dan sudah pasti Jo akan membalas dendam atas hal itu.

Luis menelan ludahnya susah payah. Auranya menyeramkan, mau memerintah anak buahnya pun tidak bisa. Lihat saja mereka sudah lumpuh di belakang mereka, hanya tinggal Jo yang entah kemana. Kabur mungkin? Tapi tidak akan bisa lolos karena Raka dan kawan-kawan bergerak cepat.

"Bang Fian..." panggil Wulan pelan di dalam pelukan Aldi. Betah ya Lan 😅.

Fian menoleh, Ali menjaga dengan kewaspadaan.

"Luis gak salah, dia gak tahu apa-apa," ucap Wulan membela. Menurutnya membela Luis itu wajib hukumnya wkwkw. Emang kenapa?

Luis segera mengangguk dengan ekspresi pucat pasi. Berharap Fian memercayai ucapan Wulan.

"Tapi dia--"

"Bang Fian, kalau mau tangkap bang Fian tangkap aja Jo, dia yang salah." Genggaman tangan Wulan yang dingin membuat Fian menghela napas.

"Please..." mohon Wulan. Wulan tidak kuat lagi menahan perih di kakinya sehingga dia meringis dan langsung membuat Aldi menggendongnya ala bridal style.

Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang