Chapter 39 (1)

3.7K 159 1
                                    

[REVISI]

~0*0~

Suasana kantin begitu ramai. Wulan, Jen, dan Nurul sedang asik menyantap makan siang, sedangkan geng Fian harus segera menyelesaikan tugas OSIS.

"Tsania kemana sih? Udah seminggu dia setiap istirahat gak ada," ujar Wulan memasang tanda curiganya. Tsania tidak ia temukan kecuali saat kbm dimulai.

Jen dan Nurul diam sejenak, kemudian saling berpandangan lalu balik memandang Wulan yang sibuk memerhatikan sekitar mencari seseorang.

"Kita juga gak tahu," jawab Nurul seketika membuat Wulan menoleh. Sebelah alisnya terangkat menyadari ketika menyadari kegugupan Nurul dalam menjawab.

"Btw, Lan, gimana hubungan lu sama abang Aldi?" Jen memutar pembicaraan.

Wulan tersenyum. "Baik-baik aja," jawabnya mengikuti arus.

Wulan bisa lihat dengan jelas kedua pundak yang tegak itu melemas. Jen dan Nurul menyembunyikan sesuatu darinya dan dia tahu bagaimana cara mendapatkan rahasia itu.

Sepulang sekolah, Wulan pergi menemui Linda. Ia belajar bagaimana caranya memanfaatkan sesuatu. Pesan text akan rahasia yang ingin ai ketahui sudah terkirim lebih dulu selepas jam istirahat tadi, dan Wulan yakin saat ini Linda sudah mendapatkan semuanya.

"Dimana, Linda?" tanya Wulan segera pada salah satu pelayan yang membukakan pintu untuknya.

"Di ruang tengah, nona," jawabnya. Wulan mengangguk lantas pergi ke ruang tengah.

Melihat Linda sedang asik membaca majalah di temani secangkir teh membuat Wulan semakin percaya jika permintaannya sudah terlaksana.

Wulan langsung menghempaskan diri di sofa yang secara langsung menyadarkan Linda akan kehadirannya. Linda santai saja, ia memerintahkan seorang pelayan untuk memanggil Tia-sekertaris kedua-untuk datang.

"Laporkan padanya apa saja yang terjadi," ucap Linda menyeruput tehnya. Ia harus ikut mendengarkan.

Tia mengangguk, ia mengeluarkan beberapa lembar foto dari map yang ia bawa kemudian diberikan kepada Wulan.

"Beliau yang membocorkan identitas nona Tsania kepada mereka sehingga mereka melampiaskan kekesalan mereka terhadap nona, kepada nona Tsania," jelasnya.

Foto-foto itu, gambar yang terpampang, dan video yang ditayangkan selepasnya membuat Wulan tidak bisa lagi menahan emosi. Dia marah. Sangat.

"Sabar, Lan. Ini udah malam, lu istirahat, kalau bisa lu tenangin diri. Pikir baik-baik. Ya, walau pun gue gak melarang lu untuk kasih hukuman ke mereka, tapi setidaknya malam ini jangan begadang, ok?"

Wulan tidak menjawab, tangan itu meremas sudut sofa kuat-kuat. Itu tandanya dia sangat marah. Linda menghela napas pelan.

"Please, jangan begadang malam ini. Gue benar-benar takut lu sakit," mohon Linda tak digubris sama sekali. Wulan justru pergi begitu saja.

Linda takut karena kondisi Wulan yang tidak stabil akhir-akhir ini. Berat badannya cepat sekali turun dan napsu makannya pun berkurang. Maka sari itu Linda memohon agar malam ini, Wulan tidak memikirkan apapun dan istirahat dengan baik, dia juga berharap Wulan tidak memiliki rencana balas dendam esok paginya.

~0*0~

Pagi hari menyingsing. Wulan masih mengenakan seragam sekolahnya. Ia tidak berpenampilan nerd karena kemarin jelas ia bertemu dengan Linda. Ia bergadang.

Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang