Chapter 11

5.3K 221 3
                                    

[REVISI]

~0*0~

"Assalamua'laikum~ I'm come back home!" teriakan itu menggema sampai membuat penghuni rumah yang saat itu hanya ada Wulan, Jen, dan Nurul segera turun untuk melihat siapa yang sudah berani berisik di sini.

Dan detik itu juga Wulan terkejut-ralat, mereka terkejut. Tapi detik selanjutnya Wulan memekik ceria.

"Papa!" sambutan biasa. Wulan berlari kecil untuk memeluk Syam yang datang bersama Ali juga Faiz. Mereka sudah selesai berbisnis? Sepertinya.

"Papa kok pulangnya sekarang? Katanya minggu depan, gak jadi?" Wulan beralih menyambut kedua abangnya yang lain, memberi pelukan yang sama seperti ayahnya tadi.

"Kerjaannya udah selesai makanya kita pulang. Emang Incess gak kangen sama abang, hm?" ucap Ali yang mengacak-acak rambut Wulan gemas dan terakhir mencubit pipi chaby adiknya. Kenapa kakak senang melakukan hal itu? Pertanyaan dari Author.

Wulan menggerutu sebal rambutnya berantakan dan sakit mendapat cubitan. Tapi detik selanjutnya dia beralih menatap Jen dan Nurul yang diam mematung.

"Oh iya Pa, kenalin ini sahabat Wulan di sekolah. Jen dan Nurul," ucap Wulan memperkenalkan.

"Malam om," sapa mereka sambil menyalami punggung tangan Syam.

"Kalian sahabat sekolah Wulan?" nada Syam tidak bersahabat begitu juga tatapan matanya. Penuh penyelidik.

Syam tidak akan membiarkan putrinya mendapat teman seperti di Bandung. Syam tidak mau melihat putrinya menangis lagi. Dan tatapan tajam itu membuat Jen serta Nurul menunduk ketakutan.

"Papa jangan kayak gitu. Mereka ini sahabat Wulan beneran, mereka gak jahat. Mereka itu temanan sama Wulan nerd bukan Wulan anaknya papa, tahu. Jadi, papa gak boleh intrograsi mereka," ucap Wulan dengan nada manjanya sambil berdiri menghalangi tatapan tajam Syam.

"Introgasi, Unyu," sahut Fian yang baru saja keluar dari kamarnya dan langsung membenarkan kata terakhir Wulan.

"Eh, iya, introgarasi." Tetap saja salah.

"Introgasi, Incess," koreksi Ali sekali lagi sambil terkekeh pelan.

"Ihhh, yaudah pokoknya itu," geram Wulan seperti anak kecil, bahkan ekspresinya mendukung. Gak salah dong kalau mereka tertawa termasuk Jen dan Nurul.

Disaat mereka sedang asik-asiknya meledek kesalahan Wulan, Ketty pulang.

"Assalamu'alaikum, kenapa nih pada ketawa-ketawa?" tanya Ketty langsung, dia tidak terkejut karena memang dia sudah tahu kalau suami dan anaknya pulang hari ini.

"Wa'alaikumussalam," jawab mereka semua serempak. Fian, Ali, Faiz dan Wulan langsung mencium pipi Ketty sedangkan Jen dan Nurul menyalimi punggung tangan Ketty.

"Eh, siapa nih? Pacar kamu, Yan?" tanya Ketty dengan senyum penuh arti kearah Nurul dan Jen.

"Bukan. Mereka itu sahabat Wulan tahu. Ya kali bang Fian pacaran, urusin Wulan aja gak bisa," kesal Wulan mengerucutkan bibirnya. Sedangkan Jen dan Nurul tertawa.

"Iya-iya mama cuma bercanda. Gimana kalau kita makan? Mama lapar nih," ajak Ketty yang langsung menggandeng anak kesayangannya menuju meja makan. Yang lain mengekori mereka dengan senyuman.

"Nurul sama Jen ayok ikut juga," ajak Fian dengan senyuman khasnya.

Acara makan malam ini didominasi oleh semua cerita Wulan, kali ini dia membahas kisah-kisahnya bersama dengan Jen dan Nurul di sekolah kecuali masalah pem-bullyan.

Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang