Chapter 40

4.2K 162 4
                                    

[REVISI]

~0*0~

Tibalah hari tunangan yangg dinanti-nanti. Ceilah, dikata hari pernikahan 😄.

Sesuai dengan tema yang diinginkan Ratna, semua wanita memakai dress berwarna merah, sedang yang laki-laki terserah ingin memakai setelan jas berwarna apa. Jelas yang cocok warna hitam.

Sesuai dengan susunan acara Wulan akan datang membawa cincin tunangan untuk abangnya itu. Mereka menunggu waktunya, hanya tinggal hitungan mundur.

Aldi nampak resah, ia belum melihat Wulan sejak kemarin, itu semua karena Ratna menyibukannya dengan hal seperti ini dan hal itu cukup membuat Aldi kesal kepada sang empunya acara malam ini. Yang sabar ya kalian.

Tak!

Semua lampu padam, menyisahkan lampu sorot diarah pintu masuk gedung tersebut. Tentu semua mata akan tertuju pada cahaya terang dan semakin menjadi pusat setelah Wulan datang.

Langkah yang tenang seakan berirama menyertai kedatangannya. Gaun merah dengan bahu terbuka menjadi pilihannya malam ini. Ratna dan Fian sama-sama tersenyum.

"Sebenarnya yang punya acara kita atau Unyu sih?" tanya Fian berbisik. Ratna terkekeh.

"Adik kamu emang suka rebut perhatian semua orang disetiap acara." Gantian Fian yang terkekeh.

Tibalah di hadapan kedua pasangan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tibalah di hadapan kedua pasangan itu. Wulan membuka kotak berwarna hitam yang dibawanya, bukan hitam tapi ungu gelap. Dua pasang cincin terpampang jelas.

MC mengarahkan prosesnya, sampai Fian dan Ratna sama-sama memakai cincin tersebut acara pun lengkap. Tepukan tangan menggema menyertai kebahagiaan mereka.

"Ok, semuanya! Kita lanjut ke acara selanjutnya!" pekik Wulan mendapat sorakan dari semua tamu yang tak lain adalah teman-teman sekolah mereka dan beberapa kolega bisnis.

Bagaimana ia tidak mendapat sorakan kalau acara selanjutnya adalah makan. Kalian tahu kan Wulan paling semangat kalau sudah ada unsur makan.

Baru saja Wulan ingin menyusul semua tamu menuju meja prasmanan, tangannya dicekal oleh seseorang.

"Kenapa?" tanya Wulan polos di dalam pelukan hangatnya.

"Sejak kapan kamu jadi cewek jahat, hm?"

Tidak mengerti, Wulan mendangak, menatap wajah laki-laki tampan yang sudah menjadi kekasihnya.

"Sehari aku gak ketemu kamu dan sekarang kamu mau pergi makan sendiri?"

Barulah dia mengerti. Wulan terkekeh lantas melepas pelukan mereka lalu menggandeng lengan kekar Aldi.

"Wulan lapar, kita makan ya?" ajaknya. Aldi memulai sisi protective?

Setelah berhasil memenuhi piringnya dengan berbagai macam makanan khususnya makanan berat, Wulan duduk bergabung dengan keluarganya. Meja khusus ini sangat pas.

Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang