Chapter 17

4.9K 195 5
                                    

[REVISI]

~0*0~


"Mau kemana, Unyu?" tanya Fian melihat adiknya turun dengan pakaian rapi.

"Mau ke mall, bye!" jawab Wulan.

Bagi Wulan ke mall itu hanya untuk menghabiskan waktu jika dia tidak memiliki kegiatan selepas sekolah. Jarang-jarang tapi.

Puas berbelanja, dia pulang. Namun dipertengahan jalan tepatnya di cafe yang waktu itu dia jadikan tempat untuk bolos sekolah sesuatu terjadi. Dilihatnya pelayan yang sesusia dengannya sedang berbicara dengan preman? Bukan berbicara tapi berdebat.

Dia putuskan untuk berhenti dan menghampiri mereka. Jaraknya hampir dekat dan saat itu juga abang-abang itu ingin menamparnya. Wulan buru-buru berlari, dia menahan tangan preman itu dengan berani bahkan terlihat kalau Wulan marah.

"Jangan kasar sama cewek dong bang! Cowok juga!" marahnya.

"Siapa lu?! Awas! Nggak usah ikut campur, atau gue hajar lu!" katanya dengan nada tinggi.

"Woles aja bisa kali. Siapa suruh mau tampar cewek." Wulan bersedekap dada, kemarin aja lu diem sekarang sombongnya sampai ke langit. "Emang kenapa sih? Ada urusan apa?"

"Dia belum bayar utang," seru preman itu.

"Emang berapa utangnya?"

"10 juta."

"Nih gue bayar," ucap Wulan memberi segepok uang berjumlah mungkin lebih dari nominal yang dimaksud. Bagus Wulan menyediakan uang cash di tasnya, jadi tidak perlu repot.

"Gini dong dari tadi, udah cantik kaya lagi."

Wulan mendengus saat preman itu pergi. "Dasar rentenir. Gue hajar lu pake hils," gerutu Wulan tetap tidak akan didengar, kan sudah pergi premannya wkwk.

"Lu gak papa kan?" tanya Wulan kearah gadis yang trus saja menunduk sejak kedatangannya.

"Iya gak papa, makasih ya... masuk dulu aja ke cafe, aku buatin minum," ucapnya, Wulan mengikuti dia dari belakang. Masuk ke caffe dan duduk. Sekalian dia memang haus.

"Ini minumnya."

"Thanks," seru Wulan menerima minumanya.

"Seharusnya aku yang terima kasih, padahal kita gak saling kenal, tapi kamu langsung nolongin. Terima kasij," ucapnya sangat sopan.

"Sama-sama. Ngomong-ngomong kita belum kenalan, Gue Tri Aulia Wulan Sari, panggil aja Wulan." Tangan Wulan terulur ramah, Wulan memang baik. Sombong kamu thor.

"Aku Tsania Putri, panggil aja Tsania. Kamu Wulan anaknya Pak Syam itu kan? Yang baru pulang dari Australia?" ucapnya membalas uluran tangan Wulan. Wulan mengangguk sebagai jawaban.

"Oh ya, lu baru di sini. Soalnya gue baru lihat." gantian Tsania yang mengangguk.

"Iya, baru masuk dua minggu kemarin," jawabnya.

"Oh, yaudah gue balik dulu ya udah malam. Assalamu'alaikum, oh ya, thanks buat minumnya," ucap Wulan benar-benar ramah.

"Wa'alaikumussalam, hati-hati."

Penanaman kesan yang bagus bagi orang yang baru bertemu. Itu sifat asli Wulan, tidak peduli bagaimana sifat orang yang ada di sekitarnya, selama orang itu dalam masalah Wulan pasti akan menolongnya.

~0*0~

Brak!

Semua buku di atas meja belajar Wulan berjatuhan, itu semua karena Wulan tergesa-gesa. Dia kesiangan, sekarang sudah hampir jam 7 dan dia baru bangun. Ini semua karena semalam dia bermimpi sesuatu yang baik, sangat baik malah. Apa?

Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang