[REVISI]
~0*0~
Sampai di rumah, Wulan membiarkan Lili mandi lalu memakai pakaian yang sempat mereka beli diperjalanan pulang tadi. Setelahnya mereka makan dan tak lama dari itu Lili tidur.
"Nona, gadis kecil itu--"
"Dia salah satu murid di sekolah, jangan bilang Stevan ya," ucap Wulan langsung. Pelayan itu mengangguk patuh kemudian meninggalkan Wulan dan Lili di kamar bernuansa pink tersebut.
Lili tidur sedangkan Wulan bekerja memakai laptopnya dan karena terlalu lelah juga haus, Wulan memutuskan untuk turun mengambil air dan beberapa cemilan.
"Aunty," suara Lili yang serak dan kemunculan gadis kecil itu di dapur menyentak Wulan yang sedang meneguk airnya.
"Lili, kamu...-" ucapan Wulan menggantung saat ia melihat hpnya berada di tangan Lili dan menyala. Seseorang menelfonya.
"Hp aunty bunyi," ucapnya. Wulan mengangguk, meraih hp itu lalu membantu Lili duduk di bangku bar kemudian dia mengangkat telfon tersebut. Sudah tiga kali misscall.
"Hallo?"
"Hallo, apa benar Lili bersama dengan Anda, nona?"
"Oh ya, maaf tadi saya tidak tega meninggalkannya sendiri di sekolah, jadi saya membawanya pulang. Saya akan antar ke sekolah sekarang," sahut Wulan sangat cepat dan rasa bersalah menyelinap.
"Baik, saya tunggu di sekolah."
"Sekali lagi maaf atas kelancangan saya," ucapnya sekali lagi lalu selesai.
"Lili," panggil Wulan menghampiri gadis kecil itu. "Uncle sudah datang, ayuk aunty antar Lili ke sekolah lagi," ajak Wulan menuntun Lili untuk bersiap. Tidak banyak, hanya mengambil tasnya kemudian mereka berangkat.
Jam sudah menunjuk angka 6 sore. Beberapa menit diperjalanan, mereka sampai. Wulan bisa melihat satu mobil hitam dan seorang laki-laki yang bergerak gusar dengan satu satpam sekolah.
Siap. Wulan turun bersama Lili. Bergandeng tangan menghampiri laki-laki itu dengan Lili yang memekik setelah jarak mereka cukup dekat.
"Uncle!"
Lili berlari menghampiri laki-laki yang dipanggilnya uncle.
"Kamu baik-baik aja kan, sayang? Uncle khawatir kamu gak ada di sekolah tadi," tuturnya memeluk Lili dengan sangat erat. Dia sungguh khawatir.
"Lili tadi tunggu uncle tapi uncle lama banget datangnya, yaudah Lili ikut aunty aja. Lili capek berdiri tunggu uncle sendirian," jelas Lili panjang lebar.
"Maaf, uncle lupa. Maafin uncle ya sayang," sekali lagi ia memeluk Lili.
"Janji uncle gak kayak gitu lagi?" Lili mengacungkan jari kelingkingnya.
"Uncle janji."
"Emm, permisi," tegur Wulan memotong sedikit pembicaraan paman dan keponakannya karena ia harus segera pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]
Teen Fiction[END😘😘😘] SUDAH TERBIT Silahkan cek di online shop kalian guys. Nerd itu bukan berarti aku harus culun dan menerima semua ejekan orang-orang. Aku tidak suka ditindas. Aku tidak suka diam. Aku tidak suka kebodohan. Aku tidak suka temanku terluka. A...