[REVISI]
~0*0~
"OMG!! Baju gue!!" teriaknya dan reflek Wulan menutup kupingnya. Mungkin bisa menggema sampai di kantin.
"Lu! Lu harus dapat pelajaran sekarang!" Dia Erika siapa lagi. Dia memerintahkan Lala untuk menjambak rambut Wulan yang sekarang sedang di kuncir kuda, sedangkan Lulu siap dengan sebuah alat yang membuat semua orang memusatkan perhatian mereka.
Jangan berurusan dengan mereka. Biarkan saja. Itu lah yang mereka pikirkan menaksikan kejadian itu.
"Rasain lo! makanya jangan bikin gue kesel."
Karena Wulan mencoba melepaskan diri, Lala semakin menjambaknya sampai kunciran itu lepas dan entah sudah bagaimana jadinya rambut itu.
"Ulan!!" seru Jen dan Nurul terhalang oleh Erika yang langsung menutup pintu kelas itu. Tidak ada yang boleh menganggu.
"Bagus banget rambut lo ya cupu, kayaknya lebih bagus kalau dipotong."
"Jangan kak-akh!" mau mencoba dilepaskan bagaimana pun tidak akan bisa lepas. Lulu siap mengguntingnya. Hanya satu yang Wulan harapkan Fian datang tepat waktu.
"Erika!" suaranya menggema. Jambakannya lepas dan Wulan sudah terduduk lemas di lantai menahan sakit di kepalanya.
"A-Aldi? M-mau apa lu?" Erika ketakutan, lebih ketakutan lagi saat Fian datang menyusul.
"Ada apa lagi nih?" Penyelamat datang 🙌🙌 mata Fian langsung beralih kearah Wulan, dia menghampiri Erika dengan emosi memuncak.
"Pergi lo!" usirnya membentak.
Aldi menghampiri Wulan, merapihkan rambutnya yang berantakan lalu menghapus air matanya, berusaha memberi ketenangan. Apalah daya, disana juga ada yang merasakan cemburu *Laila.
Setelah membubarkan kerumunan Fian menghampiri adiknya. "Kita pulang sekarang," ucapnya langsung menggendong Wulan pulang.
Heran pasti. Untuk semua murid dan teman-temannya yang melihat aksi itu.
~0*0~
Hari libur (minggu). Hari yang membosankan untuk Wulan, karena dia hanya bisa di rumah. Jika dia di Australia dia akan sibuk membantu Lia di rumah sakit. Sekarang dia hanya bisa duduk dengan cemilan dan TV dihadapannya.
"Assalamu'alaikum," salam seseorang diluar sana, berhubung Fian sejak pagi berdiri di depan pintu menunggu seseorang. Entahlah abangnya itu menunggu siapa, Wulan pikir abangnya yang akan menjawab lalu menyambut tamu. Tapi sayang tidak ada jawaban.
"Wa'alaikumussalam," jawab Wulan menghampiri sumber suara.
"Nana!" pekik Wulan setelah melihat tamunya dan segera berlari memeluk wanita yang di panggil 'Nana' itu dengan erat.
"Kangen~"
"Kangen juga~" pelukannya dibalas tak kalah erat.
"Ekhm," dehem Fian yang datang. "Udah kali kangen-kangenannya. Pacar sendiri gak di kangenin padahal udah nunggu dari tadi sampai jamuran," ujar Fian yang dihadiahi tawa dari kedua gadis itu.
Ratna Puspita Lestari dipanggil Nana oleh orang-orang tertentu adalah kekasih Fian yang berkebangsaan Korea. Bagaimana Wulan bisa tahu? Tentu saja lewat sosial media dan sesekali bertemu secara rahasia kalau dia sedang berlibur di korea.
"Kok Nana nggak bilang-bilang mau datang? Jahat. Bilangnya cuma sama abang Fian doang." Wulan merajuk.
"Surprise. Kejutan dong, kan gak seru kalau gak kejutan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]
Fiksi Remaja[END😘😘😘] SUDAH TERBIT Silahkan cek di online shop kalian guys. Nerd itu bukan berarti aku harus culun dan menerima semua ejekan orang-orang. Aku tidak suka ditindas. Aku tidak suka diam. Aku tidak suka kebodohan. Aku tidak suka temanku terluka. A...