Chaptrer 5

7.7K 301 7
                                    

[REVISI]

----- 🎀 -----

Bagi Wulan kekhawatiran Jen dan Nurul sudah dari cukup untuk merubah kata teman menjadi sahabat seperti yang kedua orang itu bilang di awal pertemuan mereka.

Setelah pulang sekolah, Wulan menghabiskan waktu untuk membuat kue spesial alanya. Cupcake.

Berhubung semua keluarganya sudah pergi melakukan pekerjaan mereka masing-masing, Wulan jadi leluasa mengeluarkan bakat terpendamnya. Wkwkw.

Membuat Kue adalah hal yang mudah menurut Wulan, tangan kecilnya itu sangat lihai menggunakan semua alat-alat yang ada di dapur.

Well, waktunya habis. Sekitar jam 8 malam, Wulan baru selesai. Dia membagi kuenya dengan bungkusan berbeda. Setengah untuk keluarganya dan setengah untuk kedua sahabatnya.

Dia bahkan menitipkan pada Bibi Rini untuk memastikan bahwa abang-abangnya dan orang tuanya menyicipi kue buatannya itu. Karena apa? Karena jika Wulan membuat kue, dia tidak pernah mencicipinya terlebih dahulu. Dia selalu yakin bahwa takarannya benar.

"Pagi~" sapa Wulan semangat.

"Pagi sayang..."
"Pagi Unyu.."
"Pagi Bie.."
"Pagi Incess.."

"Kamu bikit kue kemarin?" tanya Ketty.

"Iya, itu resep Wulan sendiri lho. Mama sama papa udah nyobain? Enak gak?" tanya balik Wulan, memastikan kue buatannya tidak salah bukan.

"Enak, enak banget," ucap mereka serempak. Senang. Tentu saja, kue buatannya mendapat pujian dari semua orang.

"Emang buat apa, Incess?" Ali bertanya, wajarlah dia bertanya. Karena dia tahu semua kelakuan adiknya, adiknya tidak akan pernah membuat sesuatu jika tidak ada hal khusus.

"Buat ucapan terima kasih ke Jen sama Nurul, soalnya mereka baik banget sama Wulan. Kayaknya bisa langgeng deh kita bertiga." Hanya bermaksud melawak. Buktinya kekehan mereka pecah.

"Ada-ada aja kamu tuh," sahut Ketty menggeleng tak karuan.

Menghabiskan sarapan, setelahnya berangkat seperti biasa. Pergi bersama Fian dan berhenti di taman luar. Berjalan layaknya seorang murid biasa.

"Morning my bestfriends~" sapa Wulan dengan semangat, dia juga langsung memeluk dua sahabatnya tanpa perduli apa yang sedang mereka lakukan.

Nurul hampir mencoret catatannya karena aksi dadakan Wulan. Matematika, anak rajin.

"Kenapa sih? Ini anak kalau datang pasti happy banget. Ada apa nih?"

Dengan cengiran Wulan melepas pelukannya lalu duduk dibangkunya.

"Gak ada apa-apa kok," jawabnya santai jelas mengundang tautan kedua alis Jen dan Nurul.

"Gue cuma senang aja dapat teman yang baik kayak kalian. Well, apalah daya seorang cewek cupu kayak gue di sekolah seelit ini, kan. So, sebagai tanda persahabatan kita, ini buat kalian. Di coba ya... itu buatan gue sendiri loh..."

Dua bungkus kue berisi benerapa cupcake diberikan pada masing-masing gadis yang selalu sabar menerima pekikan Wulan setiap pagi.

"Gak usah sampe segitunya kali. Tapi, thanks ya..." sahut Jen menerima dengan senang hati.

"Kita makannya pas jam istirahat, ok. Sekalian irit uang biar gak jajan, wkwkw," ujar Nurul sejenak mengundang tawa.

"Yaudah, terserah dah."

Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang