satu

8.9K 267 18
                                    

Dentuman musik keras belum terbiasa ia dengar, ini pertama kali untuknya. Lampu yang menyorot hidup mati dan orang yang berdansa acak-acakan. Sesekali ada laki-laki yang menggodanya tapi ia dorong kuat-kuat. Ia melihat orang-orang bermata merah dan tidak sadar lagi. Hampir semua perempuan memakai pakaian yang sangat terbuka. Hanya dirinya yang memakai sweater abu dan celana piyama dengan rambut yang ia ikat satu.

Ia mencari keberadaan seseorang, wajahnya bisa dibilang sangat khawatir. Masa bodoh dengan lelaki dewasa yang akan menerkamnya kapan saja, ia masih bisa melindungi dirinya sendiri karena ia masih 100% sadar. Yang ia khawatirkan adalah seseorang yang ia cari. Bisa saja orang itu melukai anak orang karena tidak sadar dikarenakan alkohol yamg dikonsumsi berlebihan.

Ini bukan yang pertama kalinya orang itu pergi kesini, langganan. Tapi ini pertama kalinya untuk ia pergi ke tempat ini dengan tekad dan keberanian yang kuat demi menyeret orang yang ia cari itu. Ia mendorong pelan beberapa orang yang menghalangi jalannya. Ia melihat samar-samar wajah familiar. Lampu disko ini membuat penglihatannya sedikit terganggu, tapi ia masih dapat fokus. Setelah yakin itu orang yang ia cari, dia langsung berlari kearahnya dan menarik tangannya.

"Hai cantik, siapa nih namanya?"

Lelaki berumur 16 itu memegang tangan dia dan menariknya pelan. Jarak antara lelaki itu dengan dirinya hanya beberapa centi saja.

"Ayo kita pulang" dia menangis
"Ko nangis? Pulang kemana?"

Tebakan gadis itu benar, orang yang tadi dicarinya itu mabuk berat. Gadis itu mencoba menarik orang itu keluar dari tempat jahanam itu tapi usaha dan tenaganya yang lebih kecil gagal.

"Kita mau kemana sayang?" Orang itu tersenyum miring

Gadis itu kembali menangis lebih deras dan mencoba menarik orang itu lebih kuat. Ia menarik tanpa menghiraukan tatapan yang ia dapat dari orang-orang yang melihat. Gadis itu menarik lelaki itu sekuat tenaga sambil sesekali menyeka air matanya.

Dan hasilnya tidak sia-sia, gadis itu berhasil membawa orang itu ke halaman parkiran, ia memasukkan lelaki itu kedalam mobil dan dengan cepat pergi dari tempat itu. Gadis itu bergumam tidak akan mengunjungi tempat jahanam itu lagi.

"Wow! Ga usah buru-buru lah, kita mau kemana sih sayang?" tanya lelaki itu

Gadis itu menghentikan mobilnya secara mendadak lalu dengan keras menampar pipi laki-laki itu,

"LO KAKAK GUE DAN GUE ADE LO, GUE BUKAN CEWE YANG LU BAWA DI CLUB, GUE ADE LU BANGSAT!" teriak gadis itu sambil menangis

"MAAF GUE NAMPAR LO, GUE HARAP LO SADAR, maaf" suaranya mengecil

Orang yang ditapar pun mulai sadar.

"Athaya, maafin gue, maaf, maaffff" lelaki itu memeluk adiknya

"Gue harus bilang ke lo berapa kali bang? Jangan ke club lagi, gaboleh" tangis gadis itu; Athaya semakin pecah

"Gabisa Thay, itu udah tempat gue. Tempat gue ngeluarin masalah. Thay, tangan lu biru! Pasti ada om om yang narik lu ya? Mukanya kaya gimana? Biar gue hajar"

"Kan lo juga om-om"
"Jangan bercanda, gue serius"

Athaya menarik nafas, ia tau betul kakaknya itu sangat tidak suka saat ada orang yang menyakiti Athaya. Athaya merasa beruntung tapi kakaknya sungguh terlalu berlebihan, Athaya hanya takut saat kakaknya itu tidak dapat menahan emosi. Orang se-kekar apapun akan tewas di tangan kakaknya saat kakaknya emosi.

"Iya tadi ada yang narik, tapi gapapa"

Farrel; kakak Athaya menarik rambutnya frustasi. Ia memukul-mukul kepalanya sendiri dan bergumam tidak jelas.

"Gue minta maaf Thay, dan gue minta sama lo jangan coba-coba ke tempat itu lagi, gue gamau ada hal terjadi sama lo"

"Gue kesana juga kan nyari lo" kata Athaya

"Gausah cari-cari gue lagi, lu bilang kalo ada apa-apa ke gue telefon aja, jangan nyamperin gue"

"Bang, please jangan ke club lagi. Gue ga suka liatnya" Athaya memelas

"Thay, lu ga ngerti apa masalah gue, gue sengaja ga cerita ke lo karena gue gamau lo ikutan stress, biar gue aja yang nanggung stressnya sendirian, sekarang ayo,kita pulang secepetnya, gue pusing dan mual"

Tanpa basa basi Athaya langsung tancap gas ke rumahnya. Athaya Latfesha dan Farrel Ruddolf adalah anak dari pasangan yang sangat kaya raya, meskipun begitu Athaya dan Farrel tidak pernah membangga-banggakan dirinya sendiri dan tidak pernah sombong.

-

"Bete gue, beneran" ucap Athaya

"Jangan bete dong, kan gue udah minta maaf"

Marvel; sahabat Athaya adalah orang terjahil sejagat raya menurut Athaya. Tadi saat jam pelajaran Matematika Marvel menjahili Athaya dengan tinta bolpoin dan berakhir dengan seragam SMA Athaya yang sebagian berwarna hitam dan susah dihilangkan, permanen.

Athaya berjalan cepat sambil memegangi jaket milik Alika, sahabatnya juga untuk menutupi seragam Athaya yang sangat kotor.

"Untung Alika minjemin gue jaketnya, kalo engga gue udh diketawain kali" Athaya masih berjalan cepat, membuat Marvel sulit mengejarnya.

"Sama-sama" ucap Alika

Alika Zaffsed adalah cowok blasteran Indonesia-Inggris, wajahnya yang amat sangat tampan itu membuat wanita luluh bahkan saat Alika melihat mereka saja. Tapi Alika adalah tipe cowo setia dan penyayang, ia tidak pernah menyakiti wanita manapun.

Marvel Radyawan, anak ini adalah anak terjahil sejagat raya, Marvel sering merokok di halaman belakang sekolah yang sudah tidak pernah dipakai bersama Athaya. Marvel sering membolos pelajaran. Tapi siapa sangka anak yang satu ini selalu menang juara pertama saat ada olimpiade cerdas cermat. Marvel sangat pintar, ia selalu mendapat ranking 5 besar di kelasnya.

Siapa sangka, Athaya, gadis tercantik di sekolahannya ini adalah seorang bad girl sekolah. Athaya adalah seorang perokok aktif, ia mulai merokok saat kelas 3 SMP. Walaupun Athaya seorang bad girl tapi ia tidak pernah menyentuh tempat haram bernama club kecuali malam itu saat ia menjemput kakaknya.

Athaya tidak pernah membolos pelajaran seperti Marvel. Athaya terbilang cukup pintar, ia bercita-cita sebagai model, tapi orang tuanya memaksa Athaya untuk meneruskan perusahaan mereka. Tentu saja Athaya tidak mau karena berbisnis itu bukanlah bakatnya.

Athaya bilang ia tidak tertarik untuk berteman dengan anak perempuan. Ia lebih suka bermain dengan anak laki-laki. Makanya sahabat-sahabat Athaya sebagian besar adalah lelaki.

Athaya, Alika dan Marvel sekarang sedang berada di sebuah kafe yang letaknya tidak jauh dari sekolahnya. Athaya mengeluarkan handphone dari baju dalamnya. Karena ada peraturan sekolah yang tidak memperbolehkan siswa membawa handphone dan semua anak protes setiap harinya. Karena Athaya adalah anak yang sangat tidak suka kepada peraturan ia pun melanggarnya dan menyembunyikan handphonenya ditempat yang tersembunyi dan memungkinkan.

"Lo bawa hp?" Tanya Alika

"Pastilah, gue ga bisa lepas dari handphone kesayangan gue you know" jawab Athaya

"Kalo gitu gue bawa hp juga dih, gue kira hari ini ada razia taunya engga ada" kata Marvel

"Harusnya lu nanya ke Pak Sumsepul 'Pak, hari ini ada razia ga? Kalo engga saya mau bawa hape' gitu"

"Lu bego apa tolol sih Thay, itu namanya bunuh diri ege"

"Lu kan langganannya ruang bk Thay, hampir tiap hari tuh ngedate bareng Pak Sumsepul di ruang bk. Harusnya lu yang nanya"

"Pak Sumsepul my soulmate" ucap Athaya

Semuanya pun tertawa, tiba-tiba ada anak lelaki yang menepuk pundak Athaya. Yang di tepuk pun menoleh melihat si penepuk.

"Kalian anak SMA Manungyasih ya?"

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang