"Good morning princess, lo ga pegel apa tidur di sofa mulu?" tanya Raihan yang sedang memainkan handphonenya kini menatap Athaya yang baru bangun
"Engga" Athaya meregangkan tubuhnya dan berjalan santai ke kamar mandi
Setelah mandi dan mengganti bajunya, Athaya keluar dan kembali duduk di sofa, "lo pulang aja Thay, lo kayanya ga nyaman banget tidur di sofa" kata Raihan
Athaya menggeleng "lo kan pulang besok, jadi gue mau temenin lo" Athaya tersenyum, "atau lo tidur di sini aja bereng gue" Raihan tersenyum sambil menepuk-nepuk kasurnya
Athaya memutar kedua bola matanya dan mengecek handphonenya
Dimas : lo mau sarapan ga?
Dimas : sini, ke kafe rumah sakitAthaya L : otw
Athaya tersenyum, ia menguncir rambutnya dan menyimpan handphonenya di saku, "Rai, lo boleh jalan-jalan ga sih?" tanya Athaya, ia hendak mengajak Raihan karena ia tau Raihan pasti sangat bosan seharian di kamar
"Boleh kata dokter, tapi pake kursi roda, gue ga kua berdiri, pusing, lo malu ga kalo harus ngedorong-dorong gue?" tanya Raihan ia menyisir rambutnya dengan jarinya
"Malu banget Rai, maluuuu banget sampe gue mau ngelempar lo" Athaya keluar dari kamar Raihan untuk mengambil kursi roda di bagian depan kamar ini
Athaya kembali masuk dengan mendorong kursi roda, ia menaruhnya di sebelah ranjang Raihan dan menguncinya, Raihan menurunkan kakinya terlebih dahulu, ia meringis memegangi kepalanya
"Kalo lo masih sakit banget, gausah Rai" ujar Athaya, Raihan menggeleng dan tersenyum, ia akhirnya berdiri dan menginjak lantai dibntu dengan Athaya ysng memegangi tangan Raihan
Athaya membantu Raihan duduk di kursi rodanya, ia membuka kunci—untuk menahan kursi rodanya—dan mendorong Raihan, Raihan tidak memakai infusannya karena ia memang tidak mau
"Kaya orang sakit" katanya, padahal ia memang sedang sakit
"Kita ke kafe ya, sarapan, ketemu Dimas juga" kata Athaya, ia mendorong kursi roda Raihan dengan perlahan
Raihan mengangguk dan tersenyum, berusaha menyembunyikan rasa sakit di hatinya. Ia sudah berjanji kepada Athaya untuk membantu Athaya jatuh cinta sepenuhnya kepada Dimas
Sesampainya di kafe, Athaya melihat Dimas duduk bersama perempuan yang tidak ia kenali. Athaya berusaha berfikir positif dan mendorong kursi roda Raihan mendekati mereka
"Hai Dim" sapa Athaya, ia menyingkirkan salah satu kursi, memberhentikan kursi roda Raihan dan menguncinya. Kemudian ia duduk di kursi satunya
"Hai Thay, ini Ivanka--" ucapan Dimas dipotong oleh perempuan bernama Ivanka tersebut. Athaya kurang menyukainya, gayanya sangat centil. Sama seperti sepupunya, Kylie Zamorza
"Gue pacar Dimas" Ivanka menggelayut di tangan Dimas
Athaya meremas celana yang ia pakai, berusaha tegar dan tidak menangis. Ia menunduk menatap meja dan tidak berani mendongkak, Raihan yang berada di sebelahnya mengelus tangan Athaya
Athaya mendongkakan kepalanya, menatap perempuan itu dengan tatapan jijik, "gue Athaya, ini Raihan, pacar gue" ucap Athaya, ia memegang tangan Raihan sedangkan Raihan hanya mengelusnya
"Ohhh, kalian pacarannn, kita double date dong, ya kan sayang?" Ivanka mencium pipi Dimas, membuat Athaya ingin melempar meja di hadapannya ini tepat di muka Ivanka yang memuakkan itu
"Babe, aku kedinginan, bawa selimut dulu yu dari kamar" ajak Raihan, Athaya mengangguk ia bangkit dan membuka kunci kursi roda Raihan dan mendorongnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Athaya
Novela Juvenil(tamat) Cerita tentang; Athaya Latfesha yang nakal, cuek, dingin, tidak perduli, keras kepala dan mempunyai banyak masalah yang baru saja merasakan apa itu cinta. Bahkan menurutnya perasaannya saat itu lebih rumit dibandingkan apapun. Perasaannya sa...