tiga puluh lima

1.6K 99 6
                                    

Athaya membawa barang-barangnya beserta botol mineral ke tasnya yang tidak ia bawa ke apartemennya. Ia menempelkan kupingnya ke pintu agar ia tau bahwa tidak ada siapa-siapa di dekat kamarnya. Setelah itu ia berlari ke kamar mandi, ia melihat ventilasi yang cukup besar yang biasanya ia buka setelah mandi

Ia membuka ventilasi tersebut dan melihat kebawah, ia melempar tasnya terlebih dahulu setelah itu ia melompat

Dengan cepat ia berlari ke jalan pintas yang pernah ia lalui sebelum ke tempat biasa. Karena jika lewat jalan utama komplek, mamanya pasti akan melihatnya

Ia menyetop taksi dan menaikinya, ia memberi tau supirnya alamat rumah sakit dimana Raihan dirawat

Athaya L : gue udah otw rumah sakit

Farrel : gue kesana nanti malem

Athaya langsung turun dan membayar dengan uang di kantungnya setelah sampai, untungnya uangnya cukup untuk membayar taksi yang ia tumpangi

Ia berjalan pelan di koridor rumah sakit. Jika ia kabur dari rumah, apa semua uangnya akan ditahan oleh orang tuanya? Jika iya, mulai sekarang Athaya akan mencari pekerjaan

Athaya mengendus kesal saat mengingat bahwa besok adalah hari senin, hari dimana ia ujian kenaikan kelas ke kelas 11

Seseorang tiba-tiba memeluknya erat, dari wanginya Athaya tau siapa ini

"Sadimm, gue ga bisa nafas"

Dimas melepaskan pelukannya ia mengelus puncak kepala Athaya, "lo tau? Gue khawatiiiirrr banget sama lo, gue ke rumah lo dan gue diusir sama mama lo, gue nungguin lo di apartemen, gue berkali-kali mencet belnya, gue nungguin di rumah sakit, gue khawatirr!" oceh Dimas

Athaya hanya terkekeh, sudah seharusnya ia bersyukur masih memiliki orang yang perduli dengannya

"Dasar lebay" ucap Athaya

Dimas mendekatkan dirinya dengan Athaya, ia mengelus kening Athaya "gue kangen sama lo, kangen banget, gue khawatir sama lo sejak gue liat lo digituin sama mama lo" kata Dimas

Athaya menghela nafas, berusaha mengabaikan apa yang sudah terjadi. Ia meyakinkan dirinya bahwa sudah banyak orang diluar sana yang masih menyayanginya. Bahkan mamanya masih menyayanginya, Athaya percaya itu

"Lo kangen ga sama gue?" tanya Dimas, Athaya menggeleng "buat apa gue kangen sama lo" bohong, padahal Athaya juga mencemaskan Dimas sehabis Dimas ditampar mamanya

"Gapapa deh, yang penting gue kangen sama lo dan lo ga kenapa-napa" Dimas tersenyum

CUP!

Sebuah ciuman baru saja mendarat di kening Athaya, Athaya membulatkan matanya dan pipinya sudah sangat panas, ia tau bahwa pipinya sangat merah

Bugh!

Athaya meninju dada Dimas, "aduh! Lo ko ga adil sih sayang! Lo harusnya bales pake cium lagi dong" ucap Dimas yang memegangi dadanya kesakitan

Sialannn sialan lo Dimas! Kening perawan guee

"Masuk yuk, Marvel, Alika, Lily sama Raihan nungguin lo juga" Dimas merangkul Athaya

"ATHAYA YAAMPUN LO GAPAPA KAN??" teriak Marvel dan Alika

"Lo ko ngikutin gue sih?" tanya Marvel sewot

"Bukannya lo yang ngikutin gue ya, apa jangan-jangan lo cenayang yang bisa tau gue mau ngomong apa, coba abis ini gue mau ngomong apa?" Alika mengguncang-guncang tubuh Marvel

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang