"Athaya gue Raihan, gue boleh masuk?"
Athaya mendudukan dirinya di ujung kasur dan menatap pintu malas
Ganggu mulu ni bocah
"Ya" jawab Athaya malas
Raihan membuka pintu kecil lalu menengok kedalam, lalu ia membuka pintunya lebar, ia masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya kembali
"Ini gue bawain lo makanan, chesse burger sama coca cola, ada McFlurrynya juga di dalem ohiya sama kentang juga, terus ini gue tadi beliin lo baju lagi abisnya lo beli baju dikit banget" kata Raihan panjang lebar
Raihan mengeluarkan dua buah kaus dari kantung plastik dengan merk terkenal itu. Kaus itu, yang satu kaus lengan panjang berwarna putih dengan tulisan 'unicorn is real' di tengah dan Athaya tau bahwa itu crop top. Kaus satu lagi, kaus lengan pendek berwarna hitam dengan patch roket
Athaya menyukainya
"Rai, gue minta maaf gue ngerepotin lo, uang lo kesedot banyak gue janji gue bakal gant--"
"Gausah diganti, ini buat lo semua gue ikhlas ngasihnya" kata Raihan, ia tersenyum
"Makasih" Athaya tersenyum
Senyum Athaya, senyum yang jarang dilihat orang. Perkataan tulus Athaya, kata-kata yang jarang orang dengar. Kali ini Athaya berbicara dengan sangat hati-hati kepada Raihan, biasanya ia bahkan tidak perduli ucapannya pedas atau tidak
"Lo tidur ya cape banget kan? Good night Thay"
Raihan keluar dan menutup pintunya, ini saatnya Athaya pergi.
Ia menggunting harga yang menggantung dengan benang di semua baju tersebut. Ia memakai kaus lengan panjang putih pemberian Raihan dan jaket hitam ber-hoodie yang ia pilih tadi. Ia memakai ripped jeans. Kali ini ia hanya membawa rokok, korek api dan dua lembar uang 100 ribu; 200 ribu.
Ia mengunci tiga pintu, pintu kamarnya, dan kedua pintu connecting door yang menghubungkan kamarnya dengan kamar Marvel dan Lily. Ia mematikan lampu dan membuka jendela. Kali ini tidak sulit ia untuk menuju bawah karena pijakannya rata
Setelah itu ia langsung berlari menuju halte
-
"Baju baru ya?" tanya Dimas
"Kepo"
"Baunya bau toko"
Setelah itu Athaya dan Dimas sama-sama terdiam memperhatikan bintang yang bertebaran di langit hitam kehitaman. Athaya menggesek-gesek tangannya dan meniupnya, ia mengeluarkan rokoknya.
"Lo udah makan?" tanya Dimas
"Belum tapi ada makanan di rumah yahhh kan lupa McFlurry, cair deh ah" Athaya menepuk jidatnya
Ia lupa menaruh McFlurrynya di kulkas terlebih dahulu, sekarang ia hanya bisa berharap McFlurrynya belum terlalu cair saat ia makan nanti
"Makan es krim ga bagi-bagi sih" Dimas memajukkan bibir bawahnya
"Alay"
"Beli baso kuy, lagi dingin gini enaknya makn baso" ajak Dimas
Athaya mengangguk dan mengikuti Dimas yang sudah berdiri dan berjalan. Tempat bakso tersebut tidak jauh dari tempat ini. Hanya keluar dari gerbang tempat bukit itu lalu jalan sebentar. Lokasinya di sebelah sebuah gang kecil
Athaya tidak terlalu perduli dengan badannya, walau banyak makan, Athaya tidak pernah gemuk. Jangankan gemuk, buncit saja tidak padahal ia tidak pernah berolahraga. Badannya ideal

KAMU SEDANG MEMBACA
Athaya
Teen Fiction(tamat) Cerita tentang; Athaya Latfesha yang nakal, cuek, dingin, tidak perduli, keras kepala dan mempunyai banyak masalah yang baru saja merasakan apa itu cinta. Bahkan menurutnya perasaannya saat itu lebih rumit dibandingkan apapun. Perasaannya sa...