dua puluh lima

1.7K 87 4
                                    

"Athaya?"

Athaya segera menunduk, menutupi wajahnya dengan rambutnya, "maaf lo salah orang" Athaya segera berlari meninggalkan Raihan dan orang tersebut. Ia berlari kemana pun ia bisa menghindar dari orang tersebut

"Athaya!" panggil orang itu

Athaya tau bahwa larinya tidak secepat orang yang mengejarnya. Kakinya sudah sangat lelah dan pegal tapi ia tidak mau berhenti, ia tidak mau kembali. Ia hampir tertarik kebelakang saat orang tersebut menarik tangan Athaya

"Lepasin!" teriak Athaya, nafasnya tersenggal-senggal, air matanya sudah mengalir sedari tadi

Athaya sekuat mungkin meremas, mencakar dan melepaskan tangan orang itu dari tangannya. Tapi mau dibagaimanakan, orang itu adalah orang terkuat, menurut Athaya

Bukannya malah melepaskan, orang itu justru memperkuat pegangannya dan memegang tangan Athaya yang satu lagi, "LEPASIN!" teriak Athaya sekali lagi

"Thay, diem dulu" ucap orang itu

"Gamau! Lepasin ga?!" emosi Athaya tidak terkontrol, padahal tenaga Athaya sudah dibilang cukup kuat tapi hasilnya nihil, tenaga orang yang menahannya tersebut lebih kuat

"Thay, pulang" orang itu; Farrel menatap Athaya dengan penuh memohon

"Buat apa gue pulang?! Toh gue bakal dibuang ke tempat sampah" pergelangan tangan Athaya memerah

"Thay gue mohon jangan kaya gini, gue yakin mama sama papa bakal berubah, lo pulang ya?" sekarang Farrel melonggarkan pegangannya tapi tetap saja Athaya tidak dapat melepas pergelangam tangannya, ia lemah, sangat lemah saat ini

"Gue gamau bang, gue ditatap sebagai anak sampah, sekarang lepasin" Athaya semakin lemah

"Lepasin ka, Athaya kesakitan" kata Raihan yang ngos-ngosan, sepertinya ia berlari sampai sini

"Diem lo! Ini semua gaada urusannya sama lo! Oh, Raihan, bukannya gue pernah bilang ya? Lo punya tanggung jawab nyari Athaya? Sekarang lo udah ketemu kenapa lo ga ngasih tau gue?" Farrel menatap Raihan dengan tatapan membunuh

"Jangan libatin Raihan!" teriak Athaya

"Thay please" ucap Farrel menatap Athaya dengan tatapan memohon dan memaksa

"Kenapa lo nyuruh gue pulang? Toh kalau gue pulang mama sama papa bakal ngenelantarin gue, lo juga bakal pergi ke tempat laknat itu, sekarang lepasin atau gue teriak penculik?!" ancam Athaya

"Thay, gue butuh lo. Gue ancur gaada lo Thay, gue sayang sama lo" kata Farrel

"Lo gapernah nyakitin gue kayak gini" Athaya melihat pergelangannya yang masih dipegang kuat, pergelangannya semakin merah

"Gue tau, lo abis dari tempat laknat itu, makanya lo ga sadar lo nyakitin gue" tangan Farrel terlepas dari pergelangan tangan Athaya, Athaya segera berlari setelah ia mengatakan "maaf ka, gue sayang lo" ia berlari ke tempat dimana mobil Raihan di parkirkan

Raihan yang menyusul Athaya dari belakang segera membuka kunci mobil, Athaya langsung masuk dan mengalihkan pandangannya dari Raihan. Raihan pun menjalankan mobilnya

Selama perjalanan hanya ada suara dari Radio, musik malam diputar secara terus menerus, lagu romantis lebih tepatnya. Beberapa detik kemudian Raihan mendengar isakan suara tangis perempuan yang ada di sebelahnya itu. Raihan segera menepikan mobilnya dan berhenti

Ia menghadap Athaya yang masih memojokan dirinya tidak mau menatap kemanapun selain kaca di sampingnya. Raihan mengelus lembut punggung Athaya. Raihan belum ingin mengajaknya bicara, ia menunggu sampai tangisan Athaya mereda

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang