empat puluh satu

1.5K 83 0
                                    

Dimas menghisap rokoknya dalam-dalam. Sampai kedua pipinya menirus akibat menghisapnya terlalu kuat. Matanya tertutup dan rambutnya acak-acakan. Ia tidak tau harus bagaimana menghadapi persoalan ini. Persoalan yang selalu diungkit-ungkit papanya itu. Apalagi sejak kemarin papanya mengingatkan soal keberangkatannya ke LA yang dimajukan

Dimas awalnya menolak mentah-mentah. Dulu papanya sudah berjanji bahwa Dimas akan ke LA di pertengahan semester kelas 12 nanti. Tapi entah kenapa tiba-tiba papanya memaksa Dimas untuk pergi ke LA bulan depan. Sebulan tidak akan cukup untuk Dimas bersama Athaya. Ia tidak mau LDR-an

Dimas memukul setir mobilnya keras. Ia tidak bisa membantah papanya itu. Karena hanya papa orang tua satu-satunya Dimas. Apalagi papanya selalu bicara tentang 'pencabutan nyawa papanya' membuat Dimas sangat sedih dan tidak ingin kehilangan orang tuanya kedua kalinya. Jadi ia hanya menurut walaupun ia beberapa kali menolak untuk pergi ke LA secepat itu. Aneh rasanya ketika ia masih kelas 2 SMA tapi papanya sudah menawarkan pekerjaan yang seharusnya dijalani orang dewasa

Papanya bilang Dimas sudah punya bakat tersebut. Dan papanya yakin Dimas akan lebih mahir dalam bidang tersebut daripada senior-senior kerja yang lain. Apalagi usia muda itu daya ingatnya lebih kuat dan fikirannya lebih bersih

"Woi bangsat! Sini lo!"

Orang yang dipanggil tersebut meningkatkan kecepatan larinya sambil sesekali melihat kebelakang. Ia benar-benar tidak sengaja melakukannya. Ia kira ia membanjur temannya tapi malah Athaya yang kena dan membuat seragam Athaya sepenuhnya basah. Ia belum sempat menjelaskan bahwa ini semua sebuah kesalahan. Tapi raut wajah Athaya membuatnya takut dan reflek lari

Dan disinilah dia, dikejar-kejar oleh Athaya. Orang tersebut; Edew. Berhenti di balik seseorang dengan jas osisnya

"Ka tolongin ka! Ada gorila ngejar-ngejar!" teriaknya yang bersembunyi di balik tubuh kaka kelas tersebut

Mampus, kenapa harus Kak Rafa sih!

"NGOMONG APA LO TADI?!" teriak Athaya, Edew menggeleng "engga nyonya, ga ngomong apa-apa" katanya. Athaya maju selangkah dengan memamerkan kepalan tangannya bersiap hendak menonjok Edew

"E-eh Athaya, udah udah" Rafa menahan pundah Athaya agar tidak maju dan menonjok Edew

Athaya segera menepis tangannya, "gausah pegang-pegang" ia menatap Edew tajam, "awas lo ya!"

Athaya membalikkan badannya sambil memeras seragamnya berharap segera kering. Sedangkan Rafa hanya menghembuskan nafas berat, "makasih ya kak" kata Edew sambil mengelap keringatnya karena berlari-lari tadi

"Ya, sama-sama" kata Rafa yang masih menatap punggung Athaya

"Duh, tolol banget tuh anak" gumam Athaya, wajahnya benar-benar kesal dan seram membuat orang yang menghalangi jalannya segera menyingkir

"Abis berenang bu?" tanya seseorang

"Bacot, minggir lo!" teriak Athaya tanpa melihat wajah siapa yang ada di depannya karena terlalu sibuk memeras bajunya

"Beneran nih nyuruh gue minggir?"

"Minggir aja apa susa--"

Bibir Athaya di tutup oleh bibir orang yang ada di hadapannya. Athaya yang terkejut segera mendorong orang yang didepannya tersebut "jangan marah-marah terus ah jelek"

Dimas,

"Ko lo ada di sini sih?" tanya Athaya yang masih kaget perihal kejadian tadi. Untung saja tidak ada yang melihat kejadian ini

"Gue gaboleh jemput pacar gue ya?"

"Emang udah jam pulang?"

"Lo emang demen lama-lama di sekolah ya?"

"Ck" Athaya memutar bola matanya

"Ayo pulang" Dimas merangkul Athaya. Seluruh siswa terutama yang perempuan memandang Dimas dengan pandangan suka. Ada yang berbisik,

"Woi cogan, woi cogan, anak baru?"

Athaya hanya menatap tajam satu per satu dan mereka pun mengunci mulutnya rapat-rapat. Setelah Athaya melewati anak-anak tadi baru mereka bergumam dan membicarakan bahwa laki-laki itu pacar Athaya. Ada yang percaya, ada yang tidak perduli, dan ada yang ga percaya

"Wei, cowo ganteng nih, Thay, bukan punya lo kan?"

Kylie yang muncul tiba-tiba langsung menarik tangan Dimas dan menggelayut manja di tangan Dimas. Dimas menarik tangannya dari tangan Kylie dan menunjukkan ekspresi jijik, "gue pacar Athaya"

Kemudian Dimas menautkan tangannya dengan tangan Athaya. Kylie langsung menatap mereka berdua dengan pandangan tidak suka,

"Awas aja bentar lagi juga putus" gumam Kylie sambil berjalan menjauh

Athaya hanya tersenyum penuh kemenangan dan pasrah saat tangannya ditarik Dimas menuju parkiran. Sesuai janjinya, Dimas akan membawa Athaya menonton film di bioskop. Tapi karena ada mall yang baru dibuka, jadi mereka ingin mencoba kesana. Walaupun memang cukup jauh jaraknya

"Dim, AUX ya" Athaya mengambil handphonenya dan memasangkan kabel AUX. Sedangkan Dimas hanya mengangguk dengan tatapan yang fokus ke jalan

Lagu Symphony yang dinyanyikan Zara Larrson pun terputar. Athaya seperti biasa bernyanyi diikuti dengan suara rendah Dimas

"And now your song is on repeat,
And im dancing on to your heartbeat" Dimas dan Athaya menatap satu sama lain

Sudah beberapa kali Dimas memperlakukan Athaya seperti ini tapi tetap saja membuat jantung Athaya berdegup dua kali lebih cepat saat Dimas menatapnya tepat di bola matanya

Entah kenapa ada rasa yang sedikit membuat Athaya khawatir saat menatap mata Dimas. Seperti ada yang akan pergi meninggalkan dirinya. Ia segera menyingkirkan hal negatif di hatinya itu dan terus mempercayai Dimas. Ia tau Dimas akan selalu ada di sisinya

Tebak yang di mulmed siapaaa??
YAK! DIMAS COY! GANTENG GA?

Maaf-maaf nih, kay jarang update gini
sekalinya update macam ini pendek.
Mau lo apa sih kay buset,

Tapi MAKASIH BANGET LOH GENGS
5K COY, GADIKIT KAN VIEWERS SEGITCHU

Makasih banget yang udah nungguin ni
updatean yang luamaaaaa banget,

Gue punya target, karena gue sekarang udah kelas 9
jadi gue mau nyelesaiin Athaya sebelum sibuk
tryout, usbn, unbk dan dll
Doain terus teenfict ini rame ya,
jangan lupa doain juga supaya gue makin pinter
sukses usbn dan unbk!!!

JANGAN LUPA VOMMENTS-NYA YAKK!!!

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang