tiga belas

2.1K 105 4
                                    

"Gelas ke berapa ini Rel?" Aleissa; teman Farrel yang selalu menemaninya di tempat kesayangan Farrel, club malam

Farrel hanya mengangkat bahunya tanda tidak tau, Aleissa Gordon; Ale menghitung jumlah gelas yang ada di hadapan Farrel

"5?! God! Rel sumpah lo masih waras kan?" Ale terkejut dengan apa yang ia lihat

"Warassssshhhh" kata Farrel setelah itu ia tertawa

"Gue harus bawa lo pulang Rel" Ale menarik pelan tangan Farrel

Ale membopong tubuh Farrel yang lemas dan sempoyongan akibat pengaruh alkohol. Sedikit sulit memang membawa tubuh besar dan atletis milik Farrel, tapi ini semua Ale lakukan demi temannya itu

Di perjalanan Ale hanya memutar musik yang tidak jelas, atau bisa dibilang suara semut dari radio yang frekuensinya tidak sampai ke daerah ini

Ale mengelus-ngelus punggung Farrel yang sedaritadi ingin muntah, akhirnya Ale memarkirkan mobilny di pinggir jalan dan membawa Farrel keluar untuk mengeluarkan isi perutnya

Setelah itu Ale membawa Farrel masuk kedalam mobilnya lagi

"Rel, lo kenapa sih?" tanya Ale

Farrel yang awalnya menatap lurus kedepan dan memandang jalanan hitam karena sudah malam, kini mengeluarkan air matanya setetes demi setetes dan akhirnya seluruh air matanya membanjiri pipinya yang sekarang menirus

"I..i just..i just can't" Farrel memukul kepalanya

Ale memarkirkan mobilnya kembali

"Gabisa kenapa Rel? Gue ada disini, siap dengerin lo, siap bantuin lo"

"I just can't live with so many problems" Farrel menarik nafasnya dalam-dalam

"Gue belom siap cerita tentang mama dan papa gue, tapi gue bakal cerita tentang ade gue. Dia beberapa hari ini gaada di rumah, gue berusaha ngehubungin dia dan nyari dia kemana-mana. Gue udah nanya sama temen deketnya tapi mereka ga liat. Gue bener-bener ga bisa kehilangan dia Al, disaat dia rapuh gara-gara bokap dan nyokap gue, gue harusnya ada buat dia"

Ale mengelus-ngelus punggung Farrel yang masih menangis, entah sejak kapan dia menjadi pria yang cengeng. Mungkin sejak adiknya tidak ada di rumah(?) Dan itu berarti adiknya adalah sesuatu yang sangat penting untuknya

"Waktu itu dia ada konflik sama mama dan gue liat dia kabur, gue bodoh Al, dia ngelewatin gue dan seharusnya gue tahan dia. Sekarang gue udah bener-bener gatau dia dimana dan bahkan mama sama papa ga perduli"

"Shhh Rel, udah jangan nangis. Gue yakin, umm siapa nama ade lo?"

"Athaya"

Menyebut nama adiknya itu membuat Farrel semakin rapuh. Ia hanya tidak bisa kehilangan orang terpenting di hidupnya anggap Farrel terlalu dramatis karena Athaya hanya kabur dari rumah. Tapi ia benar-benar harus menemukan adikknya itu

"Gue yakin Athaya baik-baik aja, lo bener, dia butuh lo disaat dia rapuh. Tapi sebelum lo dateng ke dia, lo seharusnya ngerti bahwa dia butuh waktu sendiri. Seseorang yang patah hatinya atau seseorang yang rapuh dan sakit itu butuh memperbaiki dirinya sendiri dengan cara menyendiri nanti kalau mereka merasa menyendiri udah cukup baru harus ada orang yang bener-bener bikin dia lupa masalahnya dan bikin dia tertawa" Ale menunjukkan senyumnya

"Makasih Al, tapi gue bener-bener harus cari dia"

"Rel, dengerin gue. Lo ngedatengin dia itu cuma nimbulin masalah baru, yang ada dia nolak lo buat dateng karena dengan langsung lo itu ngingetin dia ke keluarganya dan malah bikin dia semakin mikirin masalahnya. Mening lo ikutin saran gue, biarin dia sendiri dulu, dia butuh waktu"

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang