dua puluh empat

1.7K 85 3
                                        

Akhirnya Athaya pun sampai di kamar apartemennya, dia langsung berlari ke kamar mandi dan membersihkan semuanya. Ia juga mencuci baju milik Raihan, setelah semuanya selesai, ia hanya menunggu di kamar mandi menunggu Raihan

Terus kalo gue di kamar mandi, yang bukain pintu buat Raihan siapa? Kan otomatis ke kunci

Athaya L : Rai

Raihan : apa syg
Raihan : sabar syg, ini bebep lagi bayar

Athaya L : apasih lo setan, nanti kalo lo udah di depan kamar bilang ya, biar gue bukain pintu gue masih di kamar mandi

Raihan : iya sayang, nanti perlu aku temenin ke kamar mandi ga?

Athaya L : MATI LO BABI

Setelah itu, tidak ada balasan lagi. Sekarang Athaya benar-benar takut Raihan benar-benar mati,

Athaya L : rai

Tidak ada jawaban

Raihan : mba maaf, mba ini pacar yang punya hape ini bukan?

Athaya : bukan, Rai sumpah jangan bercanda

Raihan : maaf mba, tapi yang punya hape ini tadi kecelakaan abis dari minimarket

Nafas Athaya tertahan, sekarang ia berfikir, bagaimana caranya ia berlari cepat menuju ke keberadaan Raihan tanpa pembalut? Saat ini jantung Athaya sama sekali tidak teratur, ia memikirkan Raihan

Athaya menelepon Raihan lewat Line memastikan semuanya bohong

"Halo"

"Halo mba? Mba cepetan kesini, saya udah panggil ambulan"

Suaranya, bukan suara Raihan, jantungnya hampir berhenti berdetak. Seketika keadaan seperti membeku, waktu seakan berhenti, mata Athaya tidak mampu lagi membendung air matanya

"Mba?" ucap orang tadi di telefon

"Mas, tolong deketin hape ini ke Raihan, yang punya hape ini"

"Oke mba"

"Rai, lo bangun? Rai tolong bangun Rai gue cuma bercanda sumpah Rai. Rai gue gamau lo mati Rai please, kalau gue ada bantal pasti gue langung kesana sekarang, ohiya pake tissue! RAIHAN BERTAHAN RAI GUE SAYANG LO RAI" teriak Athaya

"Thay"

Suara Raihan,

"Rai Rai Rai Rai, bangun Rai ini gue ini gue"

"Tadinya mau gue masukkin youtube tapi sayangnya gue ga ngerekam tadi, lagian gue gabawa kamera"

Bangsat

Tutt...

Athaya mematikan sambungan telefonnya, padahal air matanya sudah mengalir sedari tadi. Sekarang ia kehilangan air matanya yang berharga dan mahal. Tapi ia bersyukur karena Raihan hanya bercanda, ia tidak mau membayangkan kalau Raihan benar-benar--

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang