empat puluh

1.6K 84 1
                                    

Raut malas dan tidak niat terpasang di ketiga remaja yang baru saja memasukki area sekolah. Ada raut-raut seperti mereka juga yang terpasang di wajah siswa lain ada juga raut bahagia, senang, dan semangat

"Kayanya baru kemarin deh kita mulai liburan kenaikan kelas" ucap Marvel

Setelah dari Bandung, mereka menghabiskan lagi liburan bersama. Athaya tidak pulang ke rumah dengan alasan, "itu kayanya kebalikan dari kata liburan"

Kadang Athaya juga menghabiskan waktu berjalan-jalan berdua dengan Dimas yang notabenya sekarang adalah pacarnya sesudah kejadian di hari pertama di Bandung tersebut. Alika mengeluh dan curhat kepada Dimas setelahnya karena ia ingin menembak Karina. Tapi Dimas bilang Alika baru saja bertemu Karina tadi

Athaya sendiri tidak percaya ia sudah menjadi seorang 'pacarnya Dimas' karena selama ini ia tidak pernah punya pacar. Bahkan ia pertama kali mempunyai perasaan itu ketika ia bertemu Dimas

"Cabut aja kuy" kata Marvel yang mendapat tatapan 'gila lo?' dari Athaya dan Alika

"Kita baru bertama kali di kelas 11 buset, lo udah ngajakin cabut aja, waras lo?" Alika menaikkan satu alisnya. Marvel hanya membalas dengan menguap

"Ga biasanya lo alim Al" Marvel membenarkan tali tas di bahunya

"Gue mau menuntut ilmu lebih serius, bentar lagi kita kuliah Vel" ucap Alika dengan tampang serius plus menasehati yang menyebalkan di mata Marvel

"Serah lu aja" Marvel tersenyum palsu, "Athaya mana?" lanjutnya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru. Ditemukannya Athaya sedang berdiri di depan papan mading

Marvel pun menyeret Alika ke papan mading mendekati Athaya. Jari telunjuk Athaya mengusap dari atas ke bawah kertas yang berisikan nama-nama dan kelas

"Vel, kita sekelas" ucap Athaya

"Cariin gue dong" kata Alika

Jari telunjuk Athaya beralih ke kertas di sebelahnya. Ia mengusap dari atas ke bawah lagi untuk mencari nama Alika, "nih, sebelahan kelasnya" kata Athaya

"Yah, masa ga sekelas sih" Alika membuat muka sedih. "Gue sih bersyukur ga sekelas sama lo, Al" Marvel mengetuk kepala Alika

"Aduh! Iseng banget sih" Alika mengusap kepalanya

Bel pun berbunyi. Mereka bertiga segera berjalan ke kelasnya masing-masing. Kelas mereka tidak berjauhan, malah bersebelahan. Jadi mereka berpisah saat memasukki kelas. Athaya memilih tempat duduk paling pojok belakang dengan Marvel yang duduk di sebelahnya

Seorang guru masuk memegang buku yang tidak banyak. Mungkin karena hari pertama menduduki kelas 11 jadi tidak akan belajar dulu. Kelas yang tadinya ribut menjadi hening ketika guru masuk. Guru tersebut mengambil spidol dan menuliskan namanya di papan tulis

"Selamat pagi anak-anakku" ucap guru tersebut dengan nada yang lantang dan tegas. Tapi disertakan senyuman di bibirnya

"Selamat pagi bu!" balas semua orang di kelas dengan serentak, kecuali si guru

"Nama saya Belinda, kalian bisa panggil saya Bu Ida" kata Bu Ida. Athaya dan Marvel tidak terlalu tertarik mendengarkan basa-basi di hari pertama ini

"Ibu mau memberi tau satu peraturan di kelas ibu, bahwa laki-laki dan perempuan tidak boleh sabangku" kata Bu Ida sambil menatap Marvel dan Athaya

Marvel dan Athaya yang tidak memperhatikan hanya diam. Marvel mengetuk-ngetuk meja sedangkan Athaya melihat meja yang tidak ada apa-apanya

Bu Ida berdeham, "itu yang duduk di pojokkan belakang" ucapnya tegas

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang