enam belas

2K 90 2
                                    

Yesterday
Alika : gue sebenernya gamau ngasih tau ini
Alika : tapi gue ga bisa ga jujur

Marvel : apaan, so bertele-tele banget si lo

Today
Alika : Vano yang ngasih tau ke Kak Farrel kalau Athaya ada di rumah lo

Pria tersebut mengepalkan tangannya dan berjalan dengan langkah besar dan cepat. Matanya jeli mencari sasarannya, rahangnya mengeras dan keningnya memperlihatkan urat-urat kecil

Saat ia sudah menemukan sasarannya,

Bugh!

"Anjing!" teriak orang yang di tonjok

"Lo apa maksudnya ngebocorin ke Kak Farrel?!" teriak Marvel; orang yang menonjok

Satu tonjokkan mendarat sekali lagi di pipi kanan orang itu; Vano. Vano terhuyung ke belakang dan memegang pipinya yang sudah memar

"Lo gatau seberapa biru ini luka tadi malem cuma gara-gara lo bocorin kalau Athaya di rumah gue! Untung Ka Farrel baik, ngerti dan tau kalau gue ini sahabatnya Athaya!" nafas Marvel memburu, tidak dapat di netralkan sedari tadi

Vano menyeringai "ini demi kebaikan Athaya! dan juga Kak Farrel yang nyari-nyari Athaya dari kemaren-kemaren!"

"Oh ya?! Gimana kalau sebenernya lo malah ngerugiin banyak pihak jadinya?! Maaf, tapi lo kalah, Athaya udah gaada di rumah gue--"

Satu pukulan mendarat di dada kiri Marvel sebelum ia menyelesaikan kalimatnya

"KEMANA ATHAYA?!" teriak Vano

Marvel memegangi dadanya "lo bisa dengerin orang ngomong dulu ga?! Athaya pergi dari rumah gue dan gue gatau dia kemana, dan kemungkinan hari ini Athaya masuk, kalau Athaya tau lo ngebocorin ini--"

"--gue yakin Athaya bakal ngebenci lo sebenci-bencinya" Marvel menyeringai dan kemudian pergi dari hadapan Vano dan siswa lain yang menonton

"Athaya, lo kemana aja?" tanya seorang siswa laki-laki dengan sangat berhati-hati

"Apa lo perlu banget tau?" Athaya menghentikan langkahnya dan menatap laki-laki itu tajam

"E-eh ga-gausah ko Thay"

Athaya menatap laki-laki itu sekali lagi lalu ia melanjutkan kegiatan berjalannya, Athaya sangat-sangat-sangat-sangat tidak rindu dengan sekolahnya ini. Melihat Pak Sumsepul yang melintas di hadapannya saja sudah membuatnya ingin pulang lagi saja

Tiba-tiba sesosok manusia setengah manusia pun menghalangi jalan Athaya

"Minggir anji--"

"Eh, Pak Irvan, apa kabs Pak?" Athaya sudah menebak pasti ia akan dapat pencerahan, penerangan, pemataharian dari orang tidak penting ini

"Apa tadi itu? Anji anji itu? Lanjutin coba"

Dari cara guru sangat idaman ini berbicara, Athaya semakin ingin menggantung guru ini dengan rambut rapunzel tapi ia tau itu kualat karena, mau di gimanapun Pa Irvan ini adalah gurunya

"Ituloh pak, anu, umm, anu, mantan saya! Namanya Anji! saya sejak kemarin kepikiran dia terus, mau balikan"

Tolol batin Athaya, sejak kapan gue punya mantan

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang