Athaya menarik nafasnya, "ngapain lo disini?" tanya Athaya. Orang itu tersenyum, ia menatap jalanan sebelum menjawab pertanyaan Athaya
"Tadi gue lagi tidur, tiba-tiba dibangunin sama bokap gue, dia kepengen makanan di rumah makan deket sini. Jadi gue sebagai anak yang berbakti dan rajin menabung pun ngebeliin walaupun masih ngantuk banget" oceh orang itu, orang yang tidak ingin Athaya jumpai sekarang; Dimas
"Oh" jawab Athaya singkat, "jadi.. siapa yang di tabrak?" tanya Dimas,
"Raihan, sepupunya Marvel, yang tadi di rumah Marvel" jawab Athaya, ia membuang rokoknya yang sudah menjadi kecil dan kemudian menginjaknya. Ia mengambil jus stroberinya dan menyedotnya
"Ohh, gimana keadaanya sekarang?" tanya Dimas lagi, Athaya menjadi ingat, bahwa sedari tadi ia memakai selimut pemberian dokter yang disuruh Raihan, Athaya terkekeh kecil melihat selimutnya
"Ko malah ketawa? Btw lo tambah cantik kalo ketawa"
Yeu si anjing, sa ae lu dugong
"Apasih gaje, kabar Raihan baik ko" jawab Athaya, kemudian handphonenya berbunyi, seseorang meneleponnya; Marvel
"Hmm?" jawab Athaya
"Raihan tadi bangun, dia udah di pindahin ke ruang biasa, Anggrek satu 204"
"Otw"
Setelah itu Athaya mematikan telefonnya dan bangkit, "gue duluan Dim" Athaya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Marvel saat ini
"Gue ikut"
Ya tu an tu, ya tu an tu, bapaknya meninggal jadi hantu
Bang sate
"Itu makanan titipan bokap lo gimana? Nanti dia kelaperan loh, kan lo anak baik" kata Athaya, gue pinter banget anj
"Oh iya, yaudah, gue pulang dulu ya, jaga diri baik-baik ya cantik!" ucap Dimas di belakang sana karena Athaya sudah membalikkan badannya untuk pergi
"Anggrek satu 204" ucap Athaya kepada seorang satpam di depan lorong Anggrek, "Raihan Randya?" tanyanya, Athaya hanya mengangguk "silahkan, jangan berisik" satpam itu membukakan pintu
Athaya pun berjalan mencari kamar nomor 204 dan akhirnya ia melihatnya. Athaya mengetuk pintu dengan lembut, keluarlah Lily "hei, ayo masuk" ajak Lily
"Kebetulan Athaya udah dateng, gue sama Marvel pulang dulu ya, mau ngepacking baju Raihan, dia dirawat" kata Lily, ia menarik tangan Marvel, "daah" Lily melambaikan tangannya
Raihan tiba-tiba terkekeh, Athaya hanya mengerutkan dahi-nya, "lo sakit jiwa jangan-jangan" kata Athaya
"Haha- engga, gue ngakak aja liat itu, lo bawa selimutnya kemana-mana?" tanya Raihan, kepalanya sudah di perban, begitu pula dengan tangan dan kakinya
"Oh haha, makasih ya udah ngasih ni selimut" kata Athaya, Raihan mengangguk "lo udah makan?" tanya Raihan, kini giliran Athaya yang mengangguk, "Thay, lo pulang aja nanti gue suruh siapapun yang ada di rumah sakit ini nganterin lo" kata Raihan
"Apaan sih, gue tidur di sini aja, di sofa itu" kata Athaya menunjuk sofa yang tidak jauh dari ranjang Raihan, "gue tidur ya" kata Raihan yang kemudian membalikkan badannya lalu tidur
Sebelum ia mematikan lampunya, ia beranjak ke kamar mandi untuk sekedar mencuci mukanya. Kemudian ia kembali lagi, mematikan lampu dan tidur di atas sofa
"Apa yang gue lewatin hari ini, udah jadi masa lalu bila matahari muncul esok hari, jika matahari belum muncul, disitulah momen terbaik tinggal" gumam Athaya, ia sangat menyukai kalimat tersebut
Athaya menutup matanya, "selamat malam Raihan" katanya lagi. Raihan yang belum benar-benar tidur membalikkan badannya ke arah sofa dimana Athaya tidur, ia tersenyum melihat Athaya
"Thay?" panggil Raihan pelan, tidak ada jawaban berarti Athaya sudah tertidur pulas. Raihan turun dari ranjangnya walaupun nyeri di kepalanya muncul lagi, ia tidak perlu membawa infusannya karena jarak sofa dan ranjang tidak jauh
Ia menghampiri Athaya, "ini udah besok loh Thay, tapi, matahari belum muncul" ucap Raihan pelan, ia mengelus dahi Athaya, dan kemudian ia mengecupnya
"Jadi, ini momen terbaik" Raihan tersenyum lagi dan kemudian kembali ke ranjangnya untuk tidur, "selamat malam juga Athaya"
—
Athaya menguap dan meregangkan tubuhnya, ia mengusap pelan pipinya dan kemudian menggosok matanya, "JAM 11?! KENAPA GAADA YANG BANGUNIN GUE?" teriak Athaya
Raihan yang sedang makan tertawa, "selamat siang Athaya, gue ga tega bangunin lo, lo tidur kan hampir subuh, jadi gue biarin lo tidur nyenyak aja" kata Raihan, ia membuka puding di sebelah makan besarnya dan kemudian melahapnya
"Untung libur" kata Athaya yang melihat hari Sabtu di handphonenya yang sudah habis batre, ia mematikan handphonenya dan meletakannya di nakas sebelah ranjang Raihan
Athaya meminta puding yang Raihan makan, Raihan menyuapi Athaya. Athaya mengunyah puding tersebut dan berjalan dengan sangat lambat ke kamar mandi, ia menggosok giginya dengan tidak tahu sikat gigi dan odol milik siapa itu dan mencuci mukanya
Kemudian ia mengikat satu rambutnya, lalu keluar, "itu sikat gigi yang warna biru punya siapa?" tanya Athaya, "punya lo, tadi Lily kesini beliin itu, abis itu dia bawain lo bajunya, sana mandi" suruh Raihan
Athaya kembali menggosok matanya dan menguap, "nanti ah" katanya, "dasar jorok" ucap Raihan yang kemudian terkekeh
"Oh iya Rai, tadi malem, baru aja gue tidur, tiba-tiba gue ngerasa jidat gue basah, apa ni rumah sakit bocor ya?" kata Athaya sambil melihat langit-langit kamar rumah sakit
Raihan yang mendengarnya kaget, untung Athaya tidak melihat Raihan yang kaget karena sedang menatap langit-langit, "mungkin air liur lo terbang ke jidat lo" Raihan tertawa ngakak setelah mengucapkannya
"Masa iya?" tanya Athaya yang masih rada mengantuk
Athaya berjalan menuju tas yang berada di sebelah tv, ia membuka isinya dan menemukan baju, mungkin baju ini yang Raihan maksud. Athaya menganbil baju tersebut dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi
Athaya keluar hanya menggunakan handuk, ia tidak bisa berganti baju di kamar mandi walau sesekali bisa. Tapi saat ini ia tidak bisa memakai baju di kamar mandi sehabis mandi, jadi, mau tidak mau ia harus keluar dan mengganti bajunya di luar
"Balik badan Rai" suruh Athaya
"Kenapa?" tanya Raihan, Athaya menghembuskan nafasnya "gue belum pake baju, gue gabisa ganti di kamar mandi" kata Athaya
"Gue liatin aja" kata Raihan ia tersenyum mesum, Athaya langsung menatapnya sinis, Raihan terkekeh sebelum akhirnya ia berbalik badan. Dengan cepat Athaya langsung mengganti bajunya "gue jadi inget waktu pertama kali kita ketemu" kata Raihan
"Gausah di inget" ucap Athaya yang sekarang sudah selesai memakai bajunya, "udah, lo balik aja lagi" kata Athaya
"Rai, gue mau balik dulu ke apartemen, ngambil baju sama beli makan, lo gapapa gue tinggal?" tanya Athaya
"Lo pulang aja, gausah nginep disini" suruh Raihan, Athaya menggeleng "gue mau disini, eh Rai, minjem hape dong" Athaya mengambil handphone miliknya di nakas, "ambil aja di jaket item yang punya Farrel" kata Raihan
"Ok" setelah itu Athaya mengambil handphone milik Raihan di jaket milik kakaknya, ia membukanya dan memesan mobil online. Kemudian ia keluar dari kamar setelah; "dah Rai" ucap Athaya melambaikan tangannya
—
Vommentsnya mba, mas
makasih yaaa yang udah baca ini cerita, sampe readersnya udah 1k tengkyu tengkyu
![](https://img.wattpad.com/cover/98967716-288-k354197.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Athaya
Подростковая литература(tamat) Cerita tentang; Athaya Latfesha yang nakal, cuek, dingin, tidak perduli, keras kepala dan mempunyai banyak masalah yang baru saja merasakan apa itu cinta. Bahkan menurutnya perasaannya saat itu lebih rumit dibandingkan apapun. Perasaannya sa...