tiga puluh satu

1.5K 87 4
                                    

"Gila, rame banget, thanks for today Dim!!" teriak Athaya yang sudah sangat kelelahan, hari ini adalah hari yang menyenangkan untuknya. Belum lagi ada seseorang yang menemaninya; Dimas

"Kita bisa kesini tiap hari kalo lo mau Thay" ucap Dimas menawarkan, Athaya menggeleng "nanti gue bosen tiap hari kesini" katanya

Seseorang menelepon Athaya, ia tidak sadar bahwa notifikasinya sangatlah penuh

Not answered :
Marvel 41x
Farrel 33x
Lily 20x

"Gila, kenapa mereka semua nelepon gue segini banyaknya" Athaya terkekeh melihat notifikasinya sedangkan Dimas yang berjalan di depannya ikut-ikutan terkekeh. Kemudian Athaya membuka Linenya, karena ada notifikasi dari sana

Raihan : Thay? Lo dimana? Udah makan belum?
Raihan : jangan pulang kemaleman
Raihan : Thay, di luar dingin ga? Kalau dingin pake jaketnya yaa
Raihan : Thay udah makan? Kalau belum makan ya nanti sakit

Athaya hendak menjawab Line dari Raihan tersebut, tapi tiba-tiba seserang menelefonnya; Marvel

"Apa sih nelfon terus" ucap Athaya

"ASTAGA THAY! LO DARI MANA AJA?!"

"Jalan-jalan, kenapa sih?"

"RAIHAN GA SADAR DARI JAM 6 THAY! LO CEPETAN KESINI ASTAGA BENER-BENER YA LO" teriak Marvel membuat kuping Athaya rasanya ingin copot

"Apasih, jangan teriak-teriak gajelas ngomongnya"

"Raihan ga sadar, dia pingsan dari jam 6"

Sederet kalimat lebih jelas keluar dari mulut Marvel dan terdengar melalui handphone tepat di telinga Athaya. Jantungnya berhenti berdetak sesaat sebelum jantungnya bekerja lebih cepat. Athaya lemas, ia hampir terjatuh yang akhirnya Dimas menahannya

"Vel! Raihan!" teriak seseorang di telefon yang kemudian Marvel mematikan telefonnya

Athaya tidak mampu berdiri, pandangannya kosong, ia sangat sulit untuk bernafas teratur, sulit juga untuk berbicara

"THAY! LO KENAPA ASTAGA THAY!" teriak Dimas, ia menahan tubuh Athaya, Athaya meremas baju Dimas, "rumah..sakit..sekarang" ucapnya terputus-putus tapi Dimas masih bisa mendengarnya

Digendongnya Athaya menuju motornya, "Thay lo jangan lemes, nanti jatuh" kata Dimas, Athaya hanya bisa menunduk kemudian mengangguk. Ia mengeratkan pegangan di perut Dimas dan kemudian Dimas menggas motornya dan melaju sangat cepat

Tanpa Athaya sadari, air matanya sudah terjatuh beberapa kali. Dadanya sesak, ia merasa sangat bersalah, tidak seharusnya ia meninggalkan Raihan tadi siang hanya karena mengejar Dimas. Tidak seharusnya ia mengikuti Dimas dan Kylie ke kafe, dan seharusnya ia menjaga Raihan dari pagi sampai malam

Jam 6?! Sekarang udah jam 8, Raihan ga sadar 2 jam?! Gue bener-bener bangsat!

Dada Athaya semakin sesak mengingat pesan yang Raihan kirim, tangisnya semakin menjadi. Tidak seharusnya ia bersenang-senang disaat Raihan seperti ini, seharusnya ia mengecek handphonenya dan segera ke rumah sakit

AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang