Delapan Belas Februari

725 20 1
                                    

Satu tahun delapan bulan lima ratus empat puluh lima hari. Bukan waktu yang singkat untuk kita saling mengerti, memahami, dan mengucapkan janji yang begitu sempurna yang terbalutkan harapan agar kelak semua memang benar terwujud. Kau janjikan kita, kau abadikan rasa, dan kau ikrarkan cinta. Kau buat degub dadaku berdetak tak beraturan ada cinta yang melekat erat dalam jiwa yang ku sampaikan lewat sebait do'a. Ada rindu yang selalu tersimpan di rekung dada saat kau tak nampak di depan mata.
Kau hilangkan luka, kau hapuskan asa, dan sampai perihal air mata yang pernah jatuh secara sia-sia dari kisah lama yang pernah kujalani. Aku sadar kau membuatku jatuh, jatuh amat dalam hingga ke dasar hati yang terdalam. Kau buatku selalu jatuh cinta padamu di setiap harinya, dan jatuh semakin dalam hingga aku tak mampu keluar dari dasar hari di relung terdalam.
Dalam banyak hal, aku sering berfikir bahwa kau mungkin tak menginginkanku lagi sebab sikapmu yang terkadang dingin padaku. Tapi aku sadar rasaku keliru sebab kita bukanlah anak kecil dalam menjalin hubungan, sebab itu komitmen masih jadi landasan terkuat untuk kita mengalahkan jenuh agar tak berlalu begitu saja.
Kau harus tahu sayang. Waktu tak pernah ingin menunggu kita, sebab itu kita pergunakan waktu dengan baik karena kelak kita akan menua hingga rambut memutih bersama. Semoga semesta tak memiliki alasan untuk memisahkan kita saat keyakinan cinta begitu kuat menggelora.

- R.Majid -

@Semua tentang Hujan.Cinta & LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang