Bukankah keras kepala adalah bagian dari aku.

121 3 3
                                    

Jika kini kau ingin berlari, maka berlarilah sejauh yang kau mampu. Jika kau ingin sembunyi, silahkan saja tapi tolong jangan lagi memaksa. Perihal aku, yang akan terus mencintaimu.
Katamu, aku harus segera melupa. Aku harus bisa menemukan bahagia, sementara dengan mudahnya kau berkata tanpa tahu betapa hatiku meronta, tak bisa. Hatiku tak bisa berhenti untuk mencintaimu.
Katamu, aku adalah si keras kepala. Iya, benar. Aku keras kepala dalam memperjuangkanmu, walau aku tahu pada akhirnya kita memang tak akan pernah lagi satu. Tak apa, aku cukup bangga, karena itu artinya aku benar-benar mencinta.
Jangan tanya, sampai kapan aku begini. Karena, keras kepala adalah bagian dari aku. Semoga kau tidak lupa, betapa aku pernah keras kepala memperjuangkanmu, mengulas sebuah senyum di wajahmu, atau sekadar aku keras kepala membela kamu di depan semua yang mencoba menjatuhkanmu.
Bahagialah, aku tak apa.
Bukankah kita akan tumbuh dewasa?
Mari, berdiskusi lagi.
Melangkahkan kaki.
Dan melanjutkan lagi. Perihal mimpi, dan beberapa bahagia yang tertunda.
Sungguh, aku tak apa.
teruslah tersenyum ; Meski bukan lagi aku alasannya.
Kelak, mungkin kau akan rindu. Pada aku, yang begitu keras kepala mencintaimu. Tapi tak pernah sekalipun meragu, biarlah. Aku seperti ini, asal kau bahagia meski meninggalkanku sendiri.

-R.Majid-

@Semua tentang Hujan.Cinta & LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang