Senja yang Kelabu

165 2 1
                                    

     Sore itu, tiba-tiba saja ucapanmu mengubah segalanya. Mengubah apa yang pernah kita sepakati berdua sebagai sebuah ikatan cinta. Sore itu untuk pertama kalinya laut dan seisi dari semesta seakan gelap, senja-senja yang dulu menjadi pelengkap cerita, angin segar yang dulu selalu mampu menyegarkan kita kini semua gelap, pekat dan senjaku menjadi kelabu sebab tak ada lagi kamu di sisiku.

     Kau tahu pasti sedalam apa aku pernah merangkai mimpi,  kau juga paham pada bagian-bagian perjalanan yang tak mudah untuk kita lalui dulu, apa semudah itu kamu justru pergi dan berlalu? Aku yakin kamu pasti ingat betapa susah kita dulu awal pertama dan perjuangan itu dengan cepat kamu lupakan. Ketika aku memilihmu aku lupa memastikan semua janji yang kau ucap dulu apakah hanya sebuah pernyataan atau sebuah hal yang akan kamu usahakan, tapi kurasa semuanya tak lagi berguna sebab sore itu kamu menyakitiku dengan rasa yang luar biasa, kamu bersikeras pergi meski aku berusaha sepenuh hati menahanmu disini, kau terus berlari sementara kau tahu aku tak sekencang kamu dalam berlari sebab itu pada akhirnya aku merelakanmu pergi.

     Aku tidak pernah benar-benar bisa memahami apa yang kau ingini waktu itu, seperti kamu yang tak juga ingin perduli betapa hancur saat hatiku kamu porak porandakan, berulang kali kukatakan dengan lantang dan sekencang yang aku mampu JIKA AKU MENCINTAIMU, tapi kamu? Terus melangkah tanpa ingin mengalah. Aku tak kan lupa senja saat sore kelabu itu aku duduk dibibir pantai sendiri berharap perpisahan kita hanyalah sebuah ilusi tapi benar aku berada pada dunia nyata yang nyatanya kam tak kan pernah benar-benar adalagi.

     Perihal senjaku yang kau buat kelabu, hatiku juga tak pernah benar-benar ingin melepasmu, kau adalah luka yang selalu hadir dalam ingatan seketika lalu pergi tanpa berkata.

-R. Majid-

@Semua tentang Hujan.Cinta & LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang