1. Refusing

175K 7.2K 200
                                    

Gadis cantik berikat satu sedang menyusuri lorong sekolah dengan headset putih yang menutupi telinganya. Lagu shape of you menggema di telinganya. Sesekali ia menggumamkan lirik lagu mengikuti nada yang terdengar di telinganya. Mulutnya bergerak tak hanya menggumamkan lirik lagu, tapi karena ada permen karet rasa strawberry yang ia kunyah. Ia tak begitu peduli dengan tatapan kagum laki-laki di sekelilingnya. Sudah terbiasa.

Seragam putihnya setengah keluar. Dasi abu-abu yang tadi menggantung di kerah seragamnya kini tak terlihat lagi. Gadis itu tak suka mengenakan dasi, menurutnya terasa aneh, tak bebas. Hanya alibi saja menggunakan dasi di pagi hari agar terhindar dari hukuman guru.

Saat ia melangkah, tak sengaja ia menabrak seorang laki-laki yang saat ini berdiri di hadapannya.

"Flora..." Panggil laki-laki itu.

Flora hanya memutar bola matanya ketika melihat laki-laki itu berdiri di hadapannya. Flora tak mendengar begitu jelas panggilan dari laki-laki itu. Ia malah melangkahkan kakinya melewati laki-laki itu dari samping. Tapi, laki-laki itu menahannya. Ia menggenggam erat tangan Flora.

"Minggir," titah Flora dingin menghempas kasar tangan laki-laki itu.

"Enggak..." ujar laki-laki itu menggelengkan kepalanya. Ia menarik tangan Flora lebih kuat hingga tubuh Flora kembali berhadapan dengannya.

"Flora, gue suka sama lo. Please terima gue jadi pacar lo." Laki-laki itu menatap Flora dengan tatapan yang begitu dalam. Tatapan semua orang kali ini terjatuh pada Flora yang terus saja mengedarkan pandangannya. Malas menatap laki-laki di depannya. Laki-laki itu masih menggenggam tangan Flora.

Flora mengunyah permen karetnya. Dan lantunan lagu shape of you kini berganti jadi lagu Rockabye. Bukannya mendengarkan ucapan laki-laki itu, kini Flora malah bersenandung kecil.

Laki-laki itu terlihat geram ketika ucapannya tak didengarkan. Laki-laki itu melepas headset putih yang menutupi telinga kiri Flora.

"Flor, lo denger gue gak sih?" tanyanya geram.

Flora melepaskan genggaman tangan laki-laki itu, sekali lagi.

"Lo napasih megang tangan gue mulu? Lo pikir gue anak SD yang minta diseberangin?" tanya Flora acuh tak acuh. Bukannya menjawab pertanyaan laki-laki itu.

"Flora gue sayang sama lo!" Kali ini laki-laki itu memekik.

"Lah terus?"

"Terima gue jadi pacar lo," ucapnya memohon.

Flora malah tertawa mendengar ucapan laki-laki. Semua orang menatapnya aneh. Tidak ada yang lucu.

Flora menarik dasi abu-abu milik laki-laki di depannya hingga wajah itu mendekati wajah Flora. Wajah Flora dan laki-laki itu hanya terpaut 5 cm. Laki-laki itu seketika membeku dan gugup.

"Rendy. Gue gak mau pacaran sama cowok yang gabisa nutup resleting celananya dengan baik. Lo belajar dulu ya cara nutup resleting yang baik dan benar," bisik Flora sambil mengerling. Namun, bisikannya masih bisa didengar semua orang. Ia langsung melepaskan dasi abu-abu yang tadi ia genggam.

Seketika tawa semua orang lepas. Rendy melotot terkejut. Ia langsung berbalik memperbaiki resleting celananya yang terbuka. Untung saja ia mengenakan boxer.

Flora tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berbalik menghampiri Rendy lagi. Flora mengeluarkan permen karet yang ia kunyah tadi. Menarik tangan Rendy yang lagi-lagi membeku di hadapan Flora, kemudian Flora meletakkan permen karetnya di atas telapak tangan Rendy.

"Itu hadiah karena lo berani nembak gue terang-terangan. Simpen ya," ucap Flora mengulum senyumnya kemudian ia benar-benar melangkah pergi.

Rendy melempar permen karet itu sembarangan. Geram dengan Flora yang mempermalukannya di depan umum seperti ini.

Hear My VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang