Kamila, gadis lugu berkaca mata yang sangat pemalu itu. Flora tentu saja tak pernah melupakannya. Tapi... fakta bahwa Kamila bunuh diri karena Flora adalah fakta lain yang menyakitkan. Seharusnya ia berpamitan dengan baik pada Tasya, namun setelah mendengar fakta itu dari mulut Tasya, Flora tak yakin masih bisa berpamitan atau tidak. Yang memenuhi pikirannya saat ini adalah... dia membunuh Kamila? Penyebab kematian Kamila?
Kaki Flora gemetar. Sebutir air mata menggenang di pelupuk mata, mengaburkan pandangannya. Flora tak pernah tahu bahwa Kamila selalu ingin berteman dengannya. Apa karna dirinya terlalu asyik dengan Citra? Tapi, bukankah Kamila yang selalu menutup diri? Ia bahkan juga tak tahu kalau Kamila selalu di-bully Rian. Benar-benar tidak tahu. Perempuan itu sangat tertutup.
Apa ia terlalu mengabaikan Kamila? Menganggap Kamila baik-baik saja padahal Kamila terpuruk?
"Lo pembunuh, bukan pahlawan Flor. Untuk apa lo bantu orang? Supaya terkenal? Disanjung orang?" Tasya masih terus berbicara sambil menangis. Ia bahkan tak menyadari wajah Flora berubah sepucat itu, bahkan Flora ikut terduduk bersimpuh di lantai.
Hari ini, untuk pertama kalinya di depan semua orang, Flora dikalahkan oleh Tasya. Ia tak pernah hancur hanya dengan sekali tebasan oleh mulut Tasya. Tapi, kali ini ia benar-benar hancur.
Pundak Flora gemetar. Semuanya terasa hampa, hening, tak terdengar suara semua orang yang berbisik-bisik mengenai mereka. Yang Flora dengar hanyalah debaran jantungnya yang putus asa.
Disaat satu masalah 'terasa selesai' dengan kepindahan Flora, kenyataannya Flora belum menyelesaikan satu pun masalahnya. Ia seakan berusaha kabur. Saat itu pula, Flora menyadari bahwa dirinya bukan pahlawan. Ia tak lebih dari seorang pengecut.
Flora menangis tanpa isakan. Sebaliknya, Tasya menangis sejadi-jadinya. Mengeluarkan kesesakan di dada. Semua orang menonton tapi tak tahu bagaimana cara untuk menghentikan tangisan mereka.
Mereka, 2 orang gadis yang diam-diam saling menyimpan luka dan kehilangan. Sama-sama bersikap seolah kuat menahan segalanya.
"Lo salah." Flora dan Tasya lantas menoleh ke sumber suara. Ada Citra berdiri di samping Flora. Ia kemudian berjongkok dan berusaha menghapus air mata Flora, "Lo salah, Tas. Flora gak bersalah apapun atas kematian Kamila. Lo yang gak pernah jadi Kakak yang baik."
Tangisan Tasya terhenti, ia terdiam mendengar kata-kata Citra. "Lo gak mau disalahin, itu sebabnya lo nyalahin orang lain. Kakak macam apa yang gak tau keseharian adiknya? Lo satu sekolah dengan adik lo dan lo gak tahu apapun tentang adik lo. Yang salah siapa? Flora?" Citra memegangi kedua bahu Flora, berusaha membantu Flora yang lemah itu berdiri. "Lo pikir Flora gak pernah temanin Kamila? Justru adik lo yang gak mau ditemanin. Gak mau cerita apapun. Tertutup sama kita. Lo mau nyalahin Flora yang bahkan gak tahu kalau Kamila jadi bahan bully-an?"
Citra memegangi lengan Flora, takut Flora tersungkur lagi karena syok. "Tas, lo jangan pernah nyalahin orang lain atas kehilangan yang lo alami. Harusnya lo tanya diri lo sendiri, apa lo udah jadi Kakak yang baik? Apa lo udah bener-bener perhatiin Kamila? Tapi menurut gue semuanya udah terlambat. Gak ada gunanya lo sesali. Lo harus belajar melepaskan, mengikhlaskan. Jangan pernah gak terima atas semua keputusan Tuhan. Sebaiknya lo berdoa semoga Kamila tenang.
"Lo pikir dengan balas dendam bakal bikin lo puas? Gak Tas. Justru lo gak akan pernah jadi puas. Balas dendam gak akan bikin lo tenang. Kayak narkoba, balas dendam itu candu. Kalau udah habis, pengen lagi. Gak akan puas. Tapi, ujungnya membunuh lo sendiri." Citra menghela nafasnya pelan, "Tas, lo gak akan pernah bahagia kalau hidup lo cuma lo gunain buat balas dendam. Balas dendam ke orang yang gak bersalah. Sumpah, rugi banget Tas."
Flora masih terdiam. Tak sanggup mengungkapkan satu kata pun. "Gue cuma bisa berdoa, semoga lo bahagia Kak Tasya." Citra sengaja menambahkan kata 'Kak' di depan Tasya. Seperti sebuah penghormatan dan sedikit rasa bersalahnya setelah mengetahui apa yang menyebabkan Tasya bersikap seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hear My Voice
Teen Fiction[COMPLETE]Flora Callia Valerie, atau sering dipanggil Flora. Cewek populer, cantik, tapi ditakuti cowok. Cewek tomboy yang jagonya berantem. Tapi kalau urusan pelajaran, dia mundur. Bukan karna gak pinter, hanya karna malas. Walaupun terkenal serem...