13. Who Knows?

54.3K 3.7K 107
                                    

Farshad memetik gitarnya, membiarkan nada-nada suara yang terdengar, menemaninya malam ini. Ia duduk di atas kasurnya, di dekat jendela yang terbuka. Angin malam berhembus ringan. Suara jangkrik seakan ikut bernyanyi seakan mengiringi suara yang keluar dari gitarnya.

Ia tak bisa menerjemahkan perasaannya. Sedih atau bahagia. Hanya keraguan yang masuk ke relung hatinya.

Mulut Farshad mulai bergerak mengeluarkan suara diiringi gitar. Farshad bernyanyi lirih. Mungkin semua orang yang mendengar nyanyian Farshad akan ikut tersayat hatinya.

Impossible - James Arthur

I remember years ago
Someone told me I should take
Caution when it comes to love, I did

And you were strong and I was not
My illusion, my mistake
I was careless, I forgot, I did

And now
When all is done, there is nothing to say
You have gone and so effortlessly
You have won, you can go ahead tell them

Tell them all I know now
Shout it from the roof tops
Write it on the sky line
All we had is gone now

Tell them I was happy
And my heart is broken
All my scars are open
Tell them what I hoped would be impossible,
Impossible
Impossible
Impossible

Ia tak tahu apa yang diinginkan hatinya. Mencintai, atau terus menghindari? Ia hanya takut ketika ia terlalu dalam mencintai, dirinya akan dikecewakan lagi.

Farshad tersenyum getir.

Kenapa ia memikirkan cinta? Apa ada seseorang yang mulai bisa menggetarkan hatinya? Farshad yakin, belum ada. Tapi, 1 yang ia tahu. Ada seseorang yang mampu mengubah hari-harinya yang sunyi jadi begitu ramai.

Farshad tak tahu, apa ia harus berterimakasih? Atau marah? Kenangan itu muncul lagi. Rasa sakitnya setelah bertahun-tahun lalu.

Perempuan itu.

Perempuan brengsek yang menaruh bibit cinta, namun pergi setelah puas melukai. Bodoh. Farshad tersenyum getir lagi.

Perempuan itu tak salah. Yang salah adalah dirinya. Dirinya yang seperti ini. Siapapun yang tahu kebenaran akan dirinya mungkin juga akan pergi menjauh. Takut? Mungkin.

Handphone Farshad bergetar. Farshad berhenti memetik gitarnya. Ia bergerak malas mengambil handphone yang tergeletak manis di atas meja di samping kasurnya.

Flora : Farsh udah tidur?

Flora : Gue cuma mau bilang coto makassar bikinan lo enak hahahaha. Gue gak jadi sebel sama lo tadi.

Flora : Makasih ya Farsh bikin gue ketawa beberapa hari ini hehe. Besok gantian ntar gue yang masakin makan malam. Oke? 😉😉😄

Farshad mengulas senyumnya kecil. Baru saja ia ingin mengetik balasan, tiba-tiba ada 1 pesan masuk lagi. Senyum Farshad menghilang. Bukan dari Flora.

Farshad menimbang-nimbang. Apa perlu ia baca pesan itu?

Ia menghela nafasnya panjang, pada akhirnya ia akan membaca pesan-pesan yang dikirim oleh seseorang di ujung sana juga.

Perempuan itu : Farsh, kamu masih marah sama aku?

Perempuan itu : Farsh, maaf. Aku nyesal ninggalin kamu. Farsh aku masih sayang kamu.

Perempuan itu : Aku masih nunggu jawaban kamu Farsh. Aku mau balik ke Indonesia. Aku kangen kamu.

Perempuan itu : Farsh, aku sayang kamu.

Hear My VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang