27. Problem Solver

41.4K 3K 55
                                    

"Gak tahu kenapa dia jadi cowok paling manis yang pernah ada. Manisnya dia itu beda gitu. Gue gak nyangka juga dia bisa gitu."

Flora menyesap es jeruknya sambil terus tersenyum. Sesekali ia menyuap nasi campur di depannya. Pandangannya memang mengarah ke depan, namun pikirannya tentu saja melayang pada laki-laki yang sedang berada di perpustakaan.

Sebenarnya, laki-laki itu hendak memesankan makanan di kantin agar Flora tak perlu pergi ke kantin, namun Flora tentu saja sudah lama tak menghabiskan waktu dengan Citra. Jadi ini adalah waktunya.

"Eh kampret, lo tu gausah dulu deh ceritain romantis-romsntisan sama pacar lo. Cerita dulu ke gue, lo tuh kemana ngilang dari sekolah?"

Wajah Citra terlihat sebal karena dirinya tak tahu menahu mengenai alasan Flora tidak masuk sekolah beberapa hari.

"Biasa, cari dedemit buat nyulik Andi, Fathur, Tasya. Sayang gak ada yang mau, abisnya mereka terlalu brengsek."

"Yang bener njir, gue serius nih! Lo tau gak gue sama Farshad kayak orang gila nyari lo doang."

"So sweet amet sih kalian."

"Wooo ampas tebu." Citra menoyol kepala Flora yang nyengir lebar.

"Hmm kenapa ya? Gue gak mood aja sekolah."

"Terus abis dari lo nganter gue ke UKS, lo kemana? Jangan boong sama gue. Farsh bilang lo abis dibully para manusia biadab."

"Hmm iya. Gabisa mah gue boong sama lo."

"Anj*ng memang mereka tuh. Pada iri aja sama lo. Makanya pas lo di titik terlemah, kesempatan mereka hancurin lo. Tapi, lo gausah khawatir. Farshad udah ngancem Tasya, Fathur, Andi. Dijamin deh mereka gak bakal ganggu lo lagi." Citra menyuap nasi Padangnya beberapa kali, "Tapi, lo tau gak si Farshad hampir di skors gara-gara berantem. Untungnya tuh orang murid kesayangan. Jadi masih dimaafin."

Flora hampir saja tersedak es jeruknya sendiri, "Serius? Kok dia gak ngomong apa-apa sih sama gue?"

"Yaa dia gak mau lo ngerasa bersalah atau khawatir. Gue pikir sih si Farsh beneran sayang sama lo. Jadi, jangan disia-siain ya? Langka tau gak cowok macam Farsh gitu."

"Iyalah gue juga sayang kok. Tapi dia itu sama sekali gak pernah ngomong cinta atau sayang sama gue. Gue jadi sedikit ragu sama dia."

"Emang kalau cinta harus ngomong? Kalau sayang harus ngomong? Cowok type Farsh gitu mah susah bilang cinta atau sayang. Orangnya langsung pembuktian gapake babibu kayak cowok alay."

Flora menghela nafasnya pelan dan kini ia malah bertanya pada Citra, "Rendy gimana?"

"Ah gak usah bahas dia deh." Citra memutar kedua bola matanya malas.

"Lo berantem?"

"Yaa gitu deh. Males banget."

"Akhirnya lo sadar juga. Udah putus?"

"Eh kampret memang, doa lo jelek banget. Gue masih lah pacaran. Cuma ya gue masih sebel aja walaupun dia minta maaf terus. Gue bilang putus, dia masih aja gak mau putus. Gatau deh gak jelas."

Flora manggut-manggut saja ketika Citra menjelaskan panjang lebar. Sebenarnya, ia berharap Citra dan Rendy putus saja karena menurutnya, Citra terlalu baik untuk laki-laki sebrengsek Rendy.

"Flor, masa Farrel-"

BUKKK!!

Suara seseorang memukul meja mereka terdengar begitu nyaring hingga membuat semua orang di kantin terdiam dan menoleh ke arah mereka. Flora dan Citra hampir saja tersedak bersamaan. Flora mengepalkan tangannya ketika melihat seorang gadis saat ini berdiri di samping Citra menghadap ke arahnya dengan wajah penuh amarah.

Hear My VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang