21. With You

43.1K 3.1K 124
                                        

"Gue kleptomania..."

Tunggu sebentar, apa Citra salah dengar? Apa yang barusan Flora katakan? Kleptomania? Tidak mungkin...

"Lo ngomong apasi Flor?" Citra memaksa tawanya di tengah derai air mata.

"Gue klepto..." Kali ini, Citra pasti tak salah dengar. Flora mengatakan hal itu 2x. Jadi tak mungkin telinganya salah.

"Bohong... Flor lo bohong kan?" Citra masih saja berusaha menanyakannya. Ingin benar-benar meyakinkan dirinya, bahwa Flora memang seperti itu.

Farshad bungkam.

Citra tak mengerti kenapa hanya ia yang tak mempercayai hal ini? Sementara Farshad menatap kosong Flora. Tak ada ekspresi syok sama sekali di sana. Apa syaraf emosi Farshad terputus?

Flora menggelengkan kepalanya. Kemudian, ia menangis lagi sambil menutupi wajahnya. Citra masih syok, tapi perlahan ia memeluk Flora.

Kenyataan bahwa Flora adalah seorang penderita kleptomania, begitu sulit diterima. Citra tak tahu apa ia sedang bermimpi?

"Flor gue masih gak percaya... apa ini mimpi?" Tak ada yang menjawab pertanyaan itu. Farshad sibuk dengan pikirannya sendiri, dan Flora sibuk menangis. Tak dapat menerima kenyataan bahwa dirinya seorang kleptomania.

"Cit, kalau setelah ini lo gak mau berteman sama gue lagi, gue gak papa Cit. Gue tahu gue cacat psikis dan lo gak pantes berteman sama pencuri kayak gue..." Flora bersusah payah bicara ditengah isak tangisnya.

Inilah sebabnya kenapa barang-barang kecil Citra sering hilang. Entah gelang, ikat rambut, atau apapun. Terutama bila Flora habis menginap. Tapi, Citra tak pernah mempermasalahkan itu, karena baginya barang -barang itu tak sepenting Flora. Flora jauh lebih penting.

"Lo kok bego banget sih Flor?" Citra masih mendekap Flora erat, begitu erat, "Gue sayang sama lo. Lo temen terbaik gue. Gue gak peduli sama keadaan lo yang sekarang. Gue gak akan ninggalin lo, Flor."

Entah kenapa, isak tangis Flora bertambah kencang setelah mendengar ucapan Citra. Dia pikir, Citra akan meninggalkannya setelah tahu kenyataan bahwa Flora cacat psikis. Ternyata malah sebaliknya, Citra masih mau berteman dengannya.

"Cit gue juga sayang lo..."

"Iya, gue sayang lo tapi gue cintanya sama Rendy..."

Citra dan Flora tertawa bersamaan. Bahkan mereka tak peduli bila sisa-sisa air mata itu masih berjatuhan. Yang jelas, Flora bahagia memiliki teman seperti Citra. Begitupun dengan Citra.

Mereka tak menyadari kehadiran seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka dan bersembunyi di balik pilar besar.


~~~

"Kalau lo mau putus setelah tahu gue klepto, gue gak masalah Farsh..." ucapan itu meluncur begitu saja saat Flora dan Farshad melangkah menuju tempat parkir. Mereka berjalan beriringan.

Seketika, Farshad menghentikan langkahnya. Flora juga ikut menghentikan langkahnya dan kali ini berdiri menghadap Farshad.

Farshad menatap dingin Flora. Ia maju mendekati Flora. Detik berikutnya, ia menjitak kepala Flora keras hingga gadis itu meringis, "Lo ngomong apaan hah?" Wajah Farshad tetap datar. Ia yang sedari tadi bungkam akhirnya angkat bicara.

"Sakit Farshhh," kata Flora sebal sambil memusut-musut kepalanya.

"Lo ngomong gitu lagi, gak bakal gue maafin." Wajah Farshad bertambah dingin. Ia langsung melangkah melewati Flora. Flora menaikkan alisnya. Kenapa dia jadi marah?

Hear My VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang