30. Injured

39.3K 3K 81
                                    

Suara jam weker yang berisik mengganggu tidur nyenyaknya. Flora terpaksa membuka mata perlahan dengan begitu malas. Tunggu sebentar, jam weker? Kamar? Dirinya sudah berada di rumah? Bukankah tadi malam ia bersama Farshad? Apa kejadian semalam hanya mimpi?

Flora duduk di atas kasur dengan rambut acak-acakan, khas orang yang baru saja bangun tidur. Pukul setengah 5 pagi, sengaja ia setting jam wekernya agar ia tak terlambat shalat subuh.

Cuma mimpi ya? Kok kayak nyata hmm

Flora menarik handphone-nya yang terbaring bebas di atas meja kecil di samping kasur. 15 panggilan tak terjawab dan 10 pesan. Semuanya dari Farshad. Flora membaca pesan itu satu per satu, semuanya berisi pesan Farshad yang menanyakan keberadaan Flora dan keadaan Flora. Dan ada terselip sms Nino di sana.

Nino : Kak Flora baik-baik aja?

Setelah membaca pesan itu, Flora pun membalasnya.

Flora : Iya No, gue udah agak baikan kok hehe btw sorry baru bales ya gue baru cek hp.

Tak lama kemudian, Nino membalas pesan itu. Rupanya Nino juga sudah bangun.

Nino : Iya gapapa Kak hehe.

Flora men-scroll pesan lagi. Ada pesan terakhir Farshad yang ia kirimkan tepat pukul 11 malam.

Farshku💚 : Tidur yang nyenyak ya. Makasih udah nemanin gue ngeliat bintang.

Bukan mimpi ternyata.

Flora pun senyam-senyum tak jelas setelah membaca pesan itu. Malam sederhana yang tak akan pernah ia lupakan. Bukan candle light dinner, bukan kencan ke bioskop, bukan kencan ke mall. Hanya kencan di atas bukit sambil minum susu dan menatap bintang bersama. Bagi Flora itu sudah sangat cukup. Terlebih lagi Farshad tak melepaskan genggaman tangannya dari tangan Flora. Bagi Flora, tak ada yang lebih romantis lagi dari malam sederhana seperti itu.

Flora : Gue pikir mimpi haha

Farshku💚 : Shalat dulu, smsannya ntaran aja udah mau adzan.

Flora : Iya calon imam ❤

Farshku💚 : Jangan gitu gue geli.

Flora tertawa kecil kemudian beranjak dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi.

~~~

Flora sudah selesai mandi dan shalat. Ia bahkan sudah mengenakan seragamnya dengan rapi. Rambutnya telah ia ikat pula.

Flora memandangi dirinya sambil tersenyum di depan cermin. Entah kenapa ia begitu bersemangat hari ini untuk berangkat ke sekolah. Tak peduli bila hari ini ia juga harus dibully, tak peduli juga bila ia tak memiliki teman, tak peduli bila ia belum berbaikan dengan Citra. Asalkan ada Farshad, Flora sudah merasa aman.

Handphone-nya berdering, sebuah panggilan masuk dari laki-laki di ujung sana. Senyum merekah ketika Flora melihat nama pemanggil yang terlihat menatap layar handphone-nya.

"Hai!" sapa Flora lebih dulu sambil tersenyum riang.

"Hai. Gue jemput?"

"Ini masih jam 6 tauu. Gue sarapan dulu."

"Sarapan bareng gue aja di jalan ntar."

"Emang ada warung yang buka jam segini?"

"Warung nasi kuning uda buka. Palingan sampai warung uda jam 6 lewatan."

"Ohiya bener juga. Okedeh. Gue tunggu."

"Gak usah ditunggu, gue uda di depan rumah lo."

"Eh gilaa! Pagi banget dikira kita mau jogging apa?" Flora tak bisa menutupi rasa terkejutnya, ia langsung meloncat ke jendela kamar dan ternyata benar, Farshad tengah duduk di atas motornya dan menengok ke arah jendela kamar Flora di lantai 2.

Hear My VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang