8. Find Out

57.6K 4K 49
                                        

Hari pengumuman nilai ulangan Fisika. Semua orang terlihat cemas, tidak bagi Flora dan Farshad. Farshad cukup tenang, karena ia sudah memprediksi berapa nilainya. Begitu juga dengan Flora.

"Anjir gue merinding disko," bisik Citra.

"Selow aja mah. Udah pasti nilai gue jelek." Wajah Flora benar-benar sangat santai. Citra kali ini meneliti wajah Flora dengan seksama.

"Lo kok jadi pasrah banget? Lo pengen belajar private sama Farshad yaaaa cieeeee." Lagi-lagi Citra menggoda Flora. Flora menopang kepalanya. Wajahnya begitu datar.

"Ya mau gimana. Udah takdir. Jalan gue buntu. Jalanin aja lah."

Citra membuka mulutnya lebar. Flora pasrah? Kejadian langka.

Sebenarnya Flora punya alasan kenapa ia menerima saja semuanya. Karena, Flora memang punya keinginan untuk masuk ke dalam dunia Farshad, laki-laki yang ia benci. Seandainya saja Flora tak bertemu Farshad pada malam itu, mungkin hari ini Flora tetap akan membenci Farshad. Alasan yang sepele bila Flora berhenti membenci Farshad hanya karna Farshad membuatnya lega setelah lama menangis. Tapi, bagi Flora itu lebih dari cukup. Flora hanya ingin tahu tentang Farshad lebih dalam.

Mengubah Farshad sama saja dengan mengubah Ayahnya.

Bukan berarti Flora menyukai Farshad. Tidak. Flora hanya ingin membalas budi. Ia juga ingin membuat Farshad lega sepertinya. Walaupun hanya sementara, setidaknya tidak terlalu menjadi beban. Apa Flora gila? Apa harus ia sepeduli ini pada Farshad?

Satu per satu nama teman-teman Flora dipanggil.

"Citra"

Citra melangkah ke depan dengan tangan yang ia remas-remas. Pak Erhas menggelengkan kepalanya ketika melihat nilai Citra, "Citra... Citra... kerjaan kamu di rumah itu apa sih?" Citra hanya nyengir lebar.

Setelah Citra duduk, Flora langsung merebut lembar jawaban Citra. Jelas tertulis nilai 10 dengan tinta merah. 10 dari 100. Dan Flora langsung menahan tawanya, "Ini tuh nilai 100 yang tertunda Cit. Kurang 0 nya satu lagi." Flora berusaha menahan tangannya. Ia menutup mulutnya sendiri dengan kuat hingga wajahnya memerah.

Citra memajukan bibir bawahnya kemudian menjitak keras kepala Flora hingga Flora meringis kesakitan, "Anjir lo Flor."

Tak lama kemudian nama Flora dipanggil. Flora melangkah dengan santai. Wajahnya seperti wajah yang begitu optimis, optimis nilainya pasti buruk. Pak Erhas menaikkan sebelah alisnya. Ia mengecek nilai Flora kemudian menghela nafasnya panjang, "Lumayan lah Flora, ada sedikit peningkatan."

Flora melebarkan matanya. Kemudian ia langsung mengambil kertas jawabannya. 60? Kok bisa? Gue kan cuma jawab 2 soal? Sebenarnya, Flora menjawab 2 soal full. 3 soal sisanya, ia hanya mengerjakan setengah. Sesuai ingatannya saja. Ternyata, 2 soal full itu memiliki poin 40. Dan 3 soal selanjutnya jumlah poin Flora 20.

Anjir kalau nilai gue 60, sama aja gue gak belajar private. Ah, engga. Ini bukan 80 ke atas. So, gue masih bisa belajar sama Farshad.

Flora duduk di bangkunya kemudian Citra langsung menarik kertas jawaban Flora, "Anjir 60. Kok bisa? Gitu yaaa gak bagi-bagi jawaban ke gue."

"Gue juga gak nyangka nilai gue segini. Ah, sialan."

Citra tersenyum mengejek, "For the first time, lo sebel liat nilai 60. Biasanya bahagia bukan kepayang. Anjir Flor, lo beneran suka sama Farshad?" bisik Citra tak percaya.

"Enggak anjir. Gue cuma penasaran."

"Penasaran pangkal jatuh cinta. Siap-siap aja lo Flor," Citra terkekeh sementara Flora hanya memutar bola matanya malas.

Hear My VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang