05. DANI

2.1K 162 6
                                    


Raya mengangguk meski bibirnya ditekuk lima belas yang menandakan dia masih kesal.
Sementara  Dani masih berusaha memberikan penjelasan diseberang telpon.

"Ini menyangkut nama baik Aa juga Dek. Jadi tolong ya. Plisss. . .. Gak mungkinlah Aa menjerumuskan adik kesayangan Aa. Percaya deh, ini semua buat kebaikan kamu Ray.
Aa sudah bicara sama Abah dan Mamah. Mereka setuju. Sangat setuju malah, dari pada lo balapan nggak jelas gitu.  Makanya Aa setuju saja waktu Billy nawarin lo untuk jadi penyiar di PRO FM. Mamah sama Abah kan juga sudah mengenal Billy."

"Ya tapi kan.. . ?" Raya menyela "Aku kan gak punya pengalaman di bidang itu. Aku gak bisa? Suara pas-pas-an, ngomong belepotan. Pengetahuan mentok!"

"Ya mending gue balap motor 10K!" Protes Raya lagi.

"Tau gitu mending Raya gak usah kuliah aja sekalian, gak usah ke Jakarta. Balapan lagi aja  di Bandung!"

"HUSH!" suara  bentakan dari seberang telpon.
"Sejak kapan lo suka membantah? Ha? Ini nih akibat kelamaan gaul dengan pembalap-pembalap begajulan itu!"

Raya terpaksa diam, jika terus membantah Dani akan emosi dan mereka pasti berantem. Apalagi masalahnya kalo bukan pergaulan Raya dengan para pembalap di Jakarta yang tidak disukai Dani, apalagi Aris. Raya tak mau kehilangan Aris. Sudah mujur ia bisa kuliah dan tetap bisa balapan tanpa sepengetahuan Abah di Bandung. 

Kali ini Dani menang meski dengan sedikit ancaman.

Raya pasrah. "Baiklah, tapi janji hanya 3 bulan ya? Dan Raya dibolehin balapan lagi? Dan satu lagi Aa harus temenin Raya ke kantor PRO FM Besok! Neng nggak berani A! Gimana, DEAL?"

Dani terpaksa menyetujui prasyarat Raya. Ia sudah terlanjur janji pada Billy, sahabatnya.
"Oke. Deal! Ya, udah sekarang buruan keluar! Bukain pintu, gue sudah di depan. Panas, Gerah Ray!"

"HAH!" 


*****

Billy baru menjabat sebagai manajer PRO FM satu tahun terakhir. Manager yang lama mengundurkan diri karena tidak dapat mencapai target sang owner yang terlalu tinggi. Kariernya terbilang cemerlang dengan banyak melakukan inovasi dan pembenahan manajemen. 

Billy dan Dani sudah berteman sejak kelas 3 SD hingga SMP. Mereka berpisah waktu SMA karena Billy harus pindah ke Jakarta dan Dani tetap di Bandung.
Takdir mempertemukan mereka kembali saat sama-sama kuliah di Bandung. Meski mereka beda kampus, tapi cara mereka mencari tambahan uang saku sama yaitu menjadi penyiar radio. lebih kebetulan karena mereka kerja part time pada radio yang sama.

Lulus kuliah, Billy pulang ke jakarta dan mendapat tawaran kerja di PRO FM radio, sedangkan Dani merintis bisnis hiburan bersama teman-temannya di Bandung.

Dani terpaksa Raya titipkan untuk menginap dikontrakan Aris.  Sebenarnya ia bisa saja tidur dikamar Raya, toh Raya sudah meminta ijin sama Bu Dona, ibu Kosnya. Raya bisa numpang tidur di kamar Reva atau Mbak Arini sementara Dani tidur di kamarnya. Tapi Dani tetap tak enak hati. 


Berhubung biaya hotel atau losmen juga gak murah,  Raya iseng menawarkan kontrakan Aris. Meskipun berantakan layaknya bengkel, setidak-tidaknya ada 2 kamar yang bisa digunakan untuk tempat istirahat.

Tanpa diduga, Dani langsung setuju dengan ide Raya.

Raya sempat mengernyit dan menatap curiga pada Dani.  
"Gapaplah seenggaknya gue perlu  tau juga seperti apa calon  ipar gue." jelas Dani karena memang itu tujuan dan misinya. Ia tidak mau adik semata wayangnya salah langkah. Ia perlu tahu sejauh mana hubungan mereka berdua, dan seberapa baik Aris untuk Raya.

Raya tersipu malu,  "Ih, apaan sih ...calon  ipar!"

Seolah tak mau kalah Raya pun memendam misi tersendiri. Ia ingin menunjukkan pada Dani bahwa Aris tak seburuk yang ia duga. 

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang