04. ACCIDENT

2.2K 179 18
                                    


Raya kurang menikmati awal masa perkuliahan karena sejatinya memang ia tidak berniat melanjutkan kuliah. Ia  ingin fokus pada dunia balap. Toh kebanyakan orang sekarang kuliah hanya demi titel sarjana belaka. Raya ingin menggali ilmu dari kerasnya kehidupan yang ada.

Seperti halnya menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti yang banyak menginspirasinya. Beliau hanya lulusan SMP tapi skill, ilmu, pengetahuan, kepintarannya dan kepiawaiannya mengatasi masalah hidup sungguh luar biasa.

Bu Susi bahkan tak kalah dengan Profoser Doktor yang bertebaran di Indonesia. Apalagi kalo hanya bersaing dengan mereka yang bertitel Sarjana dan Master yang dapat dengan mudah di beli di negeri ini.

Tapi, tentu saja tidak semua orang dikaruania kecerdasan mental dan semangat juang seperti Ibu Susi Pudjiastuti, jadi pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan itu mutlak perlu. Kalo tak mampu otodidak, karena mayoritas dari kita memang manja dan penuh keterbatasan, maka pendidikan formal tetap penting.

Beruntung Raya satu fakultas dan satu kelas dengan Reva.

Setidak-tidaknya dengan adanya teman seperti Reva yang bersemangat, Raya pun jadi sedikit bersemangat.

Kalo kalian tak seberuntung Raya, berusalah mendekati orang-orang yang berpengaruh positif agar kita juga tertular energi positifnya. 😉

Proses perkulian tak berasa sudah berjalan lebih dari sebulan. Perlahan, Raya  mulai menikmati aktivitas kampus, pembelajaran ala kampus, tugas-tugas dosen, dan berbaur dengan mahasiswa lain karena pada dasarnya Raya memang mudah bergaul.

Hari ini Raya tak bisa pulang bersama Reva karena ia mengikuti pengajian di kampus.

Salah satu senior mengajaknya untuk ikut pengajian, kebetulan pengisi acara adalah ustad favoritnya dari Bandung, Pak Aam Amiruddin. Ia pun semangat mendengarkan ceramah dan diskusi bersama hingga acara baru usai lepas Ashar.

*****

Hari sudah hampir gelap, Raya menyesal karena tidak membawa motor tadi pagi. Ia terpaksa meminta Aris untuk menjemputnya.

Menunggu itu sesuatu yang menyebalkan. Kampus sudah sepi, hanya ada bebrapa tukang bersih-bersih dan beberapa panitia PKKMB. Yang Raya dengar dari Reva hari ini ada pembubaran panitia PKKMB.

Katanya sudah otw? Harusnya dah sampai dong!  

Raya celingukan gelisah berkali-kali mengecek jam ditangannya. Tak biasanya Aris sedemikian terlambat. Padahal Raya telah berbohong dengan mengatakan acara sudah usai sejak sejam yang lalu. Ia berharap Aris sudah dipintu gerbang kampus begitu kelar acara.

Hm... mungkin ini karma orang yang sudah bohong. Atau jangan-jangan Aris ketiduran?

"Pembalap kok lemot," gerutunya manyun.  

Menit berikutnya ia bisa tersenyum lega, motor sport merahnya Aris mulai terlihat.

"Akhirnya kamu datang juga.... Eh tapi kok  hanya bawa helm satu?" tanya Raya.

Aris membuka helmnya dan mengulurkannya pada Raya.

"Sorry Ray,  kamu pulang sendiri gak papa kan Yank?"

Aris melepas jaketnya dan memakaiannya pada Raya. Ia mengelus pipi Raya beberapa detik, memaksa ekspresi Raya agar tersenyum. Karena Raya terlihat bingung dan kesal meski tanpa kata-kata.

"Ada yang mau ngajak kerjasama bisnis dengan kita. Dia minta ketemuan sekarang, udah janji juga. Kalo aku antar kamu dulu, gak keburu." Jelas Aris selesai memakaian jaket dan mengulurkan helmnya.

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang