38. ROMANTIC DREAM 18+

1.5K 148 28
                                    

Ponsel Mondy berdering. Sebuah panggilan masuk. Mondy pun melihat layar
- Tante Mala -hm... Mamanya Alicia.
Mondy dan menggeser warna hijau.

"Assalamualaikum...Iya tante," sapa Mondy.
"Waalaikumsalam.... tante ganggu gak Mon?" tanya si penelpon.

"Oh gak Tan. Ada apa ya?"
"Kamu kenapa lama gak ke rumah? Alicia uring-uringan terus nih. Tante jadi bingung. Eh sekarang malah sakit. Gak mau makan. Emang Klkalian ada masalah?"

Mondy berdehem tak menjawab. Ia tak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan tante Mala.

"Maafkan Alicia ya Mon. Dia masih kekanak-kanakan, tapi selama sama kamu dia sudah banyak berubah kok. Tante makasih banget sama kamu. Kamu sudah sabar sama dia. Tapi kenapa akhir-akhir ini dia jadi susah diatur?" Tante Mala kembali berjeda.

"Tante tahu Alicia sering merepotkan kamu. Salah tante dan keluarga juga terlalu memanjakan dia. Tapi bagaimana pun juga tante ingin yang terbaik untuk dia. Tolong ya Mon, kalo ada waktu mampirlah kemari. Nasehatin dia."

"Maaf tante... Saat ini Mondy benar-benar sibuk. Insya Allah lain waktu mampir tante."
"Iyah... Makasih ya Mondy. Assalamualaikum."
"Sama-sama tante. Waalaikumsalam..."

**Di kediaman tante Mala***

"Mama kok gak maksa Mondy ke sini sih?" bentak Alicia kesal pada mamanya. "Mama tuh tega sudah menjelek-jelekkan anak mama sendiri di depan Mondy!."

"Alicia, denger Mama!" Tante Mala berbicara dengan nada tak kalah tinggi. "Cukup sekali ini mama berbohong buat kamu! Kalo memang Mondy benar-benar cinta dan sayang kamu, dia akan ke sini."

"Harusnya mama maksa dia. Ini mah... Mama ngasih pilihan. Harusnya mama memohon.... Memohon Mah! Ya jelas lah Mondy gak bakalan mau ke sini kalo mama ngomongnya gitu!" Alicia berlari ke kamar dengan penuh emosi membanting pintu.

Sesuatu ia jatuhkan di depan pintu.

Tante Mala mengelus dada dan mengambil benda jatuh itu.
Sebuah dompet kotor dengan beberapa goresan sayatan benda tajam.

Tante Mala sudah mulai berpikir aneh, merasa ada yang tidak beres pada jiwa putrinya.

Kebiasaan buruknya merusak benda-benda  kambuh kembali. Terdengar Alicia membanting beberapa barang.
Tante Mala mengambil dompet itu dan memeriksa isinya.
Matanya membelalak kaget.

*****

Mondy segera bergegas pulang dan mempersipakan diri untuk perjalanan besok ke Bandung. Ia benar-benar sudah tak sabar.
Ia amat nervous, tak berani membayangkan dan bermain perkiraan.

Mondy memantapkan hati, meyakinkan diri semua akan berjalan sesuai dengan harapan.

Namanya orang tak sabar segala sesuatu pasti tak terkontrol. Mondy tak bisa mengontrol dirinya untuk sekedar beristirahat, bahkan untuk sekedar memejamkan mata. Ia benar-benar tak bisa tidur. Hingga akhirnya ia memutuskan ke Bandung malam itu juga.

Dengan meminjam mobil mamanya, meminta ijin dengan sedikit berbohong. "Kondisi darurat Ma,demi menolong teman.'

Tak perduli seberapa malam, ia nekad menembus malam menuju kota Bandung. Hanya bermodalkan alamat yang dikasih Mbak Nadia.  Berpuluh-puluh pesan WA yang ia kirim untuk Raya hanya centang dua warna biru.
Setidaknya Raya telah membaca pesan-pesannya.

*****

Raya menatap indahnya gemerlap lampu kota Bandung.

Dari tempatnya berdiri ia dapat menikmati cahaya bulan yang masih mengungguli buah karya Thomas Alva Edison itu.

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang