43. SIARAN ATAU PACARAN

1.5K 143 13
                                    


Mondy hanya memperhatikan Raya yang sedari tadi makan dengan lahapnya, sementara ia hanya memesan makanan ringan dan hot coffe.

“Laper apa doyan?” goda Mondy, “Kamu tu gak ada jaim-jaimnya ya Ray?”

Raya menghentikan aksinya, suapan dijemarinya ia kembalikan.

“Kenapa harus Jaim? Kan sudah jelas sekarang kamu pacar aku? Atau... jangan-jangan kamu malu ya pacaran sama aku? Kamu jijik liat cara makan aku pake tangan gini? Hm... Kamu ill feel ya liat aku....” cerocos Raya menekuk bibirnya dan hanya melumat-lumat makanan dengan jemarinya.

Mondy hanya memperhatikan.
Tau gak Ray kalo kamu manyun-manyun gitu jadi tambah gemesin.

“Tu kan kamu diam. Kamu beneran Ill feel sama aku ya Mon?” Pertanyaan Raya membuyarkan lamunan Mondy.

Raya memalingkan muka kesal tak melanjutkan makan dan hanya meneguk ice lemon tea-nya.

Raya memalingkan muka kesal tak melanjutkan makan dan hanya meneguk ice lemon tea-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kok gak dilanjut makannya?” Tegur Mondy.

“Dah kenyang...! Takut kamu makin Ill feel sama aku.”
Mondy tahu Raya kesal, ngambek, tapi dia malah tersenyum.

“Pacar aku sensi amat sih? Lagi PMS ya?”

“PMS yang apa maksudnya?” ceplos Raya polos.

Mondy menggaruk-garuk kepalanya, menjambak rambutnya kasar.

Raya menunduk, memerah malu, sadar akan kebodohannya.

“Aku tu gak jijik. Cuma kaget aja. Baru kali ini ketemu sama cewek yang gak ada jaim-jaim nya di depan aku. Justru aku malah seneng liat kamu tetep jadi diri kamu sendiri. Jadi nanti kalo kita udah hidup bersama gak kaget lagi, SA-YANK!” Jelas Mondy dengan penekanan kata terakhir.

Mondy menarik tangan kiri Raya yang dingin usai memegang ice lemon tea.

“Kamu mah mikirnya kejauhan Mon. Baru juga jadian....Itu juga diam-diam.  Biar takdir aja deh yang bicara. 
"Nha... untuk membuktikan kamu gak jijik, kamu harus terima ini....” Raya mengarahkan suapan ke mulut Mondy. Seketika Mondy mengatup eratkan bibirnya.

“Kamu gak mau terima suapan aku?” Ekspresi Raya langsung bete.
“Ih, Mondy. Kamu tu gak hargai aku. Sedari siang kamu belum makan loh! Emang kamu gak laper? Aku gak mau lo kalo sampe kamu sakit, sayang”  refleks Raya gemas.

Denger di panggil Sayang Mondy langsung berbinar dan membuka mulutnya lebar-lebar. Raya yang semula berniat mengerjai Mondy dengan menyuapinya nasi ayam dengan sambal ekstra pedas jadi tidak tega dan segera menukarnya dengan yang tanpa sambal.

“Enak kan?” goda Raya menaik turunkan alis.
“Ada yang bilang makan dari tangan orang lain berasa lebih enak.”
Mondy mengangguk, dan melanjutkan dengan meminta suapan berikutnya dan berikutnya.

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang