68. HEBOH

1.3K 136 14
                                    


Di rumah Mondy

Tante Nelly menggedor pintu kamar pengantin baru,  Anis dan Wira.

“Nis.... Nis....... “ Teriaknya terus mengetuk pintu kasar.

Tak ada sahutan dari dalam, tapi tak lama pintu dibuka  dan wajah Wira yang menyembul dari dalam.

“Ya... ada apa ya?” tanya Wira setenang dan sesopan mungkin.
Sejujurnya ia tak begitu respect dengan ipar-ipar perempuannya Anis. Tapi bagaimanapun juga mereka adalah tantenya Mondy. Mereka adalah tamu.

“Maaf, Anis sudah keluar dari tadi, mungkin di dapur atau......” Wira tak melanjutkan ucapannya melihat wanita yang tadi berdiri di depannya langsung melangkah pergi.

Hm.... benar-benar tak ada sopan santunnya. batin Wira. Katanya wanita berkelas.

Wira hanya geleng-geleng kepala dan kembali masuk ke dalam kamar.

Ia duduk di tepi ranjang mengotak-atik ponselnya. Dan seperti teringat sesuatu ia kembali keluar kamar.

Ia berpapasan dengan Anis.
“Raya mana Nis? Kok gak keliatan?” tanya Wira sedikit khawatir. Matanya mengernyit melihat ekspresi bad mood istrinya.

KABUR!” Jawab Anis kesal.

“Mak-maksudnya?” Wira mengernyit.

Anis diam mengatur nafasnya yang mendadak tak beraturan. Ia benar-benar dibuat emosi oleh ulah Raya sepagi ini. Wira bisa membaca kalo istrinya itu sedang kesal.

“Kenapa sih? Kok mukanya ditekuk gitu.... Jelek tau?” Wira menoel dagu Anis lalu merangkulnya, menggoda sekaligus mencoba menenangkannya.

“Raya Kabur tengah malam tadi. Dia ngajak Mondy!” Jelas Anis singkat masih dengan wajah bete-nya.

Wira melotot tanpa mengeluarkan suara menunggu penjelasan Anis berikutnya. Ia gagal paham akan kata 'kabur' yang diucapkan istrinya.

Anis hanya menyodorkan ponsel entah itu milik siapa agar Wira dapat  melihatnya.

Gambar diponsel itu di Play oleh Anis, tampak Raya duduk menunduk di samping Mondy yang sedang tidur. Tak jelas apa yang dilakukkannya dalam keadaan membungkuk karena dari samping tertutup oleh rambut panjangnya yang terurai. Orang bisa mengira ia mencium Mondy. Beberapa saat kemudian Mondy pun bangun, dan mereka tampak ngobrol.

“Ini rekamannya Illy, semalam ia gak sengaja memergoki mereka berdua. Memalukan!" maki Anis.

"Waktu aku mau tanya ke Mondy ia tidak ada, Raya juga. Kata Pak Satpam mereka berdua pergi sekitar jam 1 malam, tanpa bilang mau kemana, dan mewanti-wanti agar yang lain tidak boleh tahu. Apa namanya kalau bukan kabur?” Anis berjeda. 

“Sampai sekarang Mondy belum pulang. Aku coba telpon Mondy nomornya tidak aktif.” lanjut Anis.

“Sekarang apa yang mereka lalukan di pagi buta, berdua saja? Mana tau Raya ambil kesempatan?”

Wira mengangguk mengerti dan menenangkan istrinya dengan mengusap lembut punggungnya.

Ia memutar otak mencari jawaban yang tepat hingga istrinya tak makin emosi.

Wira mencoba menghubungi Mondy dengan sebelah tangannya yang bebas. Benar kata Anis, nomornya tidak aktif. Selanjutnya ia mendial nomor Raya. Sama saja. Nomor Raya juga tidak aktif.

“Udah... udah. Gak usah keluar kamar. Tenangin diri dulu, mereka biar bi Siti yang urus. Kita tunggu Mondy datang. Jangan suuzon dulu, jangan sampai prasangka buruk kita jadi doa.” Ucap Wira akhirnya.

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang