54. PELARIAN

1.2K 130 14
                                    


Tanpa pikir 2 kali, Raya meraih kunci motor dan jaket, ia harus pergi ke suatu tempat membuang semua penatnya.

Raya melajukan motornya dengan kencang bahkan ia tak sadar sedang berada di jalan raya. Ia melajukan motornya seolah sedang balapan dengan kepenatannya.

Untungnya ia cukup jago mengendalikan kuda besi itu.
Semakin cepat dan semakin jauh melaju, kepenatannya kian berkurang.

Sadar akan bahaya yang dilakukannya, ia berbelok arah.

Pelariannya berakhir di tempat teman-teman balapnya biasa berkumpul. Di bengkel Pak Budi, sudah ada akbar dan Aceng yang sedang mengotak-atik motor.

"Kok sepi Bro!" sapa Raya begitu sampai.
Mereka menoleh ke arah sumber suara. Surprise juga bagi mereka, Raya yang sudah jadi penyiar radio terkenal dan super sibuk bisa mengunjunginya.

"Datang itu salam dulu...... " omel Pak Budi yang menyadari kehadiran anak asuhnya.
"hehe... iya. Asssalamualaikum semua....." Raya garuk-garuk kepala lalu menyalami pak Budi dan bertos pada yang lain.
"Wa alaikumsalam..." kompak yang lain menjawab.

"Ada angin apa lo ke sini Ray?" tanya Aceng. "Wah kita dapat kunjungan artis nih Pak. Kok sendirian Ray? Gak sama cowok lo?"

Raya menekuk bibirnya menonjok keras pinggang Aceng.

"Kenapa?" lanjut Aceng lagi. "Kita semua udah tahu kali Ray. Keliatan kok dari sikap dan cara pandang kalian. Jujur deh, nggak usah muna. Betewe gebetan lo yang ini keren juga! Kapok lo sama pembalap?" ledek Aceng.

Raya pura-pura bego, tak menjawab dan menyambar gorengan yang ada di meja.

"Maksudnya siapa?" tanyanya usai satu kunyahan.
"Hadwe..." Aceng garuk-garuk kepala, membanting kunci pas yang tadi dipegang.

"Pura-pura dalam perahu ko! Ya Mondy lah! Gimana lo udah jadian sama dia? Dia udah nembak lo! Sekarang sudah jadi selebritis lo ya? Sombong!"
Pak Budi dan Akbar hanya menyimak.

"Bar... Motor gue panasin dong! biasa dipake gak sih disini?" Raya mengalihkan pembicaraab..

Akbar mengangguk, "Tenang.... Michiko -llo aman sentosa, sehat, terawat. Mau sparing Ray! Gue ada balapan minggu depan di Kendari. Yach... itung-itung pemanasan."

Raya langsung berbinar, "Ayok! Siapa takut. Kita sparing - main balap ganda campuran....😁😁😁😁 haha...!"

"Ceng, Siapin Michiko dong! Gue persiapan dulu ya?" Raya pun kedalam, mengganti baju, sepatu dan siap-siap balapan.

Tak jauh dari kamp mereka ada tempat yang biasa dipakai untuk drag race. Mereka berempat pun menuju ke sana.

*****

Raya bagaikan kesetanan menunggangi matic kesanyangannya. Aceng dan pak Budi sempat mengkhawatirkannya.

"Kayaknya lagi marah dia.... bisa kesetanan gitu! bahaya nih..." gumam Pak Budhi.

Akbar yang langganan Juara kelas matic ini pun kewalahan. berkali-kali mereka salip-menyalip. Hingga....

"YEAH.......!" tereak Raya membuka kaca helm dan selebrasi. Lalu dengan isyarat bibirnya mencibir Akbar!

"Sumpah ko Gila Ray! Kalo tadi balap beneran.... Gue gak tahu udah jadi apa lo! Bahaya tau!" omel Akbar.

"Sorry-sorry....." Raya tertawa lepas. "Gue sedikit lepas kendali."

Lalu seperti tak terjadi apa pun, ia berlari memanggil tukang es cendol yang parkir tak Jauh dari tempat mereka.

Raya merasa lega dan plong. Rasanya adem se adem es cendol yang disruputnya.

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang