44. THANKS PACAR

1.5K 145 12
                                    


Ramon benar-benar kian populer bahkan beberapa fans setia Pro FM di 6 kota ingin di adakan acara meet n greet. Tidak hanya untuk Ramon tapi juga untuk penyiar lain di setiap daerah. Khusus untuk meet n greet Ramon pihak sponsor bahkan sudah antri menanti penjadwalan.

Mbak Nadia dan Billy sempat kewalahan menyeleksi mereka dan menyiapkan agenda untuk mereka berdua.

Tentu saja itu membawa berkah buat Ramon. Billy yang sudah hampir seminggu ini antar jemput Raya, karena kesibukan tak bisa melakukannya lagi.

Mondy yang setiap habis siaran harus mengelus dada menahan sesak di hati karena harus menyaksikan Raya pulang diantar Billy, mulai mendapat angin segar.

Malam ini Ia punya kans untuk mengantar Raya pulang.

***** Usai Siaran  *****

“Pulang bareng gue Ray?” sjak Mondy.

Raya mengangguk, tersenyum senang, tapi begitu menangkap Billy memperhatikannya dia pura-pura ragu dengan memaju-mundurkan bibirnya dan garuk-garuk kepala.

“Mmm.... gimana ya? Ntar ngrepotin kamu lagi Mon!”

“Ya elah... Ray. Kan sekalian aku ketemu Reva... ada perlu! Pinjem buku! Sekali jalan kan?” Mondy berakting meyakinkan Raya di depan Billy.

“Udah ikut aja.” ucap Billy menengahi, “Dari pada kamu naik gojek, taksi, lebih bikin aku khawatir lagi Ray! Titip Raya ya Mon? Kalian ati-ati!”

YESS!!!!! Batin Raya dan Mondy bersorak bersamaan.

*****

Sudah hampir 4 minggu sejak mereka jadian, dan ini untuk pertama kalinya Mondy bisa pulang bersama Raya.

Sejak keluar studio hingga parkiran mereka berdua tak pernah lepas senyum. Hampir saja Mondy kelepasan, lupa kalo sedang berakting pura-pura tidak pacaran.

Tanpa sadar, tangannya refleks menarik dan menggandeng Raya. Raya pun dengan nyamannya menikmati pegangan tangan Mondy.

Bobby, OB Pro FM, yang melihat perubahan drastis pada Ramon langsung nyeletuk.
“Ih.....Mas kok pegangan ....”

Sontak yang lain melihat ke arah tangan mereka. Dan mereka pun melepas pegangan tangan dengan malu-malu.

“Ih... Mas Mondy jadian sama mbak Ray. ya?” seloroh Bobby lagi dengan lugunya.

Dan seperti biasanya, Ramon pasti kompak ngeless.

Sepanjang perjalanan tak ada yang bersuara. Cukup hati mereka yang saling berucap rindu satu sama lain.

Mondy menarik tangan Raya yang hanya memegang sisi jaketnya agar memeluknya, dan Raya pun menurut. Selebihnya hanya angin malam dan deru motor yang terdengar.

“Makan dulu ya?” tanya Mondy membuka helmnya tanpa menoleh. Tangan kirinya sibuk memegangi tangan Raya agar tetap memeluknya.

Raya yang masih hanyut dalam suasana tak mendengarnya, Mondy mengulangnya lagi.

“Lo ngomong apain sih Mon? Gak denger.” tereak Raya.

Mondy  meminggirkan motornya mengambil jalur kiri mengurangi lajunya dan kembali menoleh dengan membuka helmnya.
“Lo-Lo.... udah gak di studio Ray! Masih juga panggil lo-gue!” kesal Mondy.

“Udah asik romantis berdua gini kamu ngrusak suasana Ray,” batin Mondy  kesal. Mondy menepikan motornya.

“Kok brenti disini sih?” tanya Raya heran melepaskan pelukannya. Mondy menoleh hampir 180 derajat.

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang