14. KAMU JAHAT

1.5K 154 7
                                    

Setiap pulang pelatihan Raya merasakan kepenatan yang luar biasa. Mempelajari hal-hal baru memang menguras lebih banyak energi.

Usai beres-beres, bersih-bersih, dan tentu saja shalat, Raya merebahkan tubuhnya dikasur. Ia merasa sedikit lebih nyaman dan rileks. Meski demikian matanya sulit terpejam, ia teringat akan mimpinya kemarin. Ia benar-benar khawatir terjadi sesuatu pada Aris. 

Sejak kemarin 5 panggilan ke nomor Aris tapi tak pernah diangkat bahkan yang ke enam kali nomor Aris tidak aktif.

Ah. Coba aku telpon Aceng ato Aher? Mereka berdua kan tinggal sebelahan. Setahu Raya mereka sering menginap di kontrakan Aris, sementara kontrakan mereka dijadikan bengkel agar bisa terima order servis motor juga.

"Iya, Ray?" suara Aceng dari seberang saat menerima panggilan.

"Lo dimana Ceng? Lagi ngapain?" tanya Raya to the point.

"Biasa. . . di rumah nyerpis. Lo sendiri lagi dimana dan ngapain?" jawab dan tanya balik Aceng.

"Gue di bumi dan lagi nelpon lo!" canda Raya. 

"Betewe gue bisa minta tolong Ceng? Tolong liatin Aris ada di rumah gak?" tanyanya tak ingin menunda-nunda.

"Gue telpon gak pernah diangkat. SMS, BBM, WA gak dibales. Takutnya kenapa-kenapa. Firasat gue gak enak nih." lanjut Raya.

"Hm. . ." hanya kata itu yang keluar dari mulut Aceng membuat Raya terpancing emosi.

"Halo, halo Ceng! Aceng!" nada bicaranya meninggi, "Lo masih disana? HUALLOO!!!"

Tereakan terakhir Raya membuat Aceng menjauhkan ponsel dari telinganya. 

"Motornya ada tapi pintunya tertutup rapat Ray." katanya kemudian setelah menyempatkan diri ke laur rumah.

KLIK, sambungan di putus.

HAH, Gitu doang? Kan gue belum selesei minta tolong? Tolong cek di dalam, ketuk pintunya atau apa kek!

Raya mengesah, dirangkulnya guling doraemon untuk menambah kenyamananya saat ia mulai memejamkan matanya.

Drrt. . . Drrt. . .Drrt. . .

Pesan WA - dari Aceng -

ACENG
-Aris dikontrakan Ray. Udah gue tereakin nyaut kok. Tapi aneh jg ya? Dr tadi siang gak keluar-keluar.

Mendadak ada rasa nyeri didada Raya. Dia menekan dadanya agar terasa lebih nyaman.

Raya meletakkan ponselnya di kasur. Merebahkan tubuhnya kembali. 

Aris tidak keluar rumah seharian, tidak membuka ponsel. . . ? Otaknya mulai menganalisa. Apa mungkinkah dia sakit?

Raya kembali mengusap layar ponsel, mengecek pesan.
Pesan WA yang dikirim pada  Aris sudah 2 centang biru, artinya dia sudah buka pesannya, last seen today at 20.40.

Kenapa tidak dibalas? Apa dia masih marah sama Gue? Gara2 Dani memaki-maki dia kemarin dulu?  Raya terus berpikir hingga tak menyadari Reva sudah duduk diujung ranjangnya.

"Lo gak papa Ray?" kepo Reva.

"Oh. . . Eh, ya gapapa." Raya sedikit kaget terbata.

"Tapi Lo pucet gitu? Mata Lo sembab? Abis nangis?"

Raya diam masih belum fokus.

"Ada masalah sama Aris? Kalian berantem ya?" tebak Reva.

Jam dinding menunjukkan pukul 21.00

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang