01. Prolog - Balap

8.4K 278 23
                                    


Raya mencoba tetap fokus, mencoba mengosongkan pikiran, dan menenangkan batin. Beberapa kali ia menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan. Puluhan kali ia mengikuti balapan tapi baru kali ini ia merasa nerveous.

Biasanya ia masih bisa cengar-cengir, ngobrol dengan Mociko - kuda besi kesayangannya - meski telah berada di belakang garis start, tapi tidak untuk kali ini.

Bismillah. . . Ya Allah, Bismillahi Tawakkaltu Alallah La Haula Wala Kuwwata illa Billah. . . Aamiin

Deru suara motor mualai memekakkan telinga, semua pembalap siap-siap tancap gas.

Raya start di posisi 11. Ia sendiri tidak habis pikir kenapa saat kualifikasi dia bisa gagal total.

Dan .. . . umbrella girls yang sok seksi dan sok kece, yang tidak pernah mendapat perhatian dari para lady racer itu,  sudah beranjak pergi. Bendera sudah dikibar-kibarkan. Deru motor semakin kencang dan suasana menegang. 

Dan . . .  GO!!!

Aung. . .Ng. . . .Kreng . . . .Ng. . . . Ng. ..ngeng. . . . . Deru motor bersaut-sautan makin membuat siapa saja makin tegang saat menonton race.

"AYO MICIKO - KAMU BISA!" teriak Raya dalam hati menyamangati diri sendiri.

Lap pertama Raya gagal menyalip dan tetap di posisi 11. Matanya tajam, jalang mencoba mencari celah.

"Ayo Ciko, Rossi saja bisa start 11 dan juara! KAMU BISSSAA!!!" teriaknya lagi dalam hati lebih keras dan lebih bersemangat.

Cara Raya cukup efektif, dan  membuahkan hasil. Pertengahan Lap kedua di tikungan pertama, Raya melibas 2 pembalap sekaligus, hingga kini berada diposisi 9.

Track  lurus berikutnya ia mencoba ambil posisi Atun dan berhasil menduduki posisi 8.

Agak sulit untuk melewati 3 pembalap di depannya yang sama-sama berjibaku dalam perebutan posisi kelima.

Dibalik helmnya Raya mulai benar-benar teriak.

"MICIKO!!! DON KENDOR!!!!"

Gas pun tidak dikendorkan sedikitpun, Raya kian nekat. Kehati-hatian 3 pembalap di depanya membuat Raya lebih bebas dan leluasa. Memasuki lap ke-3 dengan santainya Raya mengambil posisi mereka.

"SATU, DUA . . . YEAH. . ." 

Sekarang dia berada diposisi 6 dan didepannya hanya berjarak beberapa detik ada Shilva teman satu timnya. Shilva yang juga penuh semangat  semakin menambah kecepatan. Naas ia kehilangan kendali.

BRUKKKK! AAUNG NGGGG  NGGG... NGGGG ....

Shilva tersungkur, motornya menyusur hingga terguling setelah menabrak ban-ban pembatas.

KRENG NG. . .NGENG. . . MM. . . EM. . ENG. . NGENG... NGENG. . .

Bising dan berisik deru suara motor-motor lainnya terus melaju, tanpa menghiraukan Shilvia yang sudah mendapat pertolongan tim medis.

Raya sempat melihat Shilva oleng karena memang hanya berjarak beberapa mili detik di depannya, tapi dalam sebuah race pantang untuk merutuki, menyesali, dan sedih.

"KEEP FOCUS RAYA! GO!" seolah-olah Miciko membisikkan itu padanya. 

Berkah bagi Raya yang kini berada di posisi 5 dan lap belum berakhir. 

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang