56. GOES TO MAKASAR

1.3K 115 17
                                    

Yang tanya: ini repost ya?
-Memang iya.-
Khusus part ini post pertama Apr 2017.

Sempat hilang beberapa dari wattpad.
Atas permintaan beberapa readers di repost.

Raya ingin bertanya tapi lidahnya terasa kelu, bibirnya sulit sekali dibuka. Apa yang bisa dilalukan selain pasrah?

"Gak papalah... Kamu kan udah biasa di tinggal Mondy sendirian. Kemarin pas dia sakit bahkan sampai seminggu.
Yach gantian lah... minggu ini biar Mondy siaran sendirian. Lusa kita berangkat ke Makasar!" Billy menyodorkan secarik kertas yang ternyata surat tugas untuk Raya.

Raya bingung dan kaget.

"Kita ke Makasar!" tegas Billy

Gue dan Billy ke Makasar? Hanya berdua saja? dalam rangka apa? atau.... jangan-jangan.....

Pliss Raya jangan berburuk sangka dulu, Ingat kata Mondy, kamu coba ingat sisi baiknya Billy. Billy itu sayang kamu jadi gak akan menyakiti kamu dengan cara apa pun. Hati kecil Raya membantah.

"Kok bengong?" tegur Billy.

"Mondy pasti gak keberatan kok. Ini juga keputusan kantor bukan maunya aku. Kamu temenin abang dinas ke Makasar selama seminggu. Ada acara......"

Raya bahkan tak mau dan tak mampu lagi mendengarkan kelanjutan ucapan Billy.

Temenin??? Seminggu??? Makasar??? Hanya berdua???What??? Raya bergidik.

Kepalanya terasa penuh.
Belum ilang keterkejutan dan kekhawatiran Raya, Billy menyodorkan kotak perhiasan yang sedari tadi tergeletak di atas mejanya.

Barang indah dambaan tiap wanita, yang dimata Raya kini laksana monster
yang amat menakutkan.

Raya makin gugup dan gelagapan. Ia tak bisa menutupi ekspresinya yang begitu tertekan. Wajahnya mendadak pucat. Billy bahkan hampir tak tega melihatnya.

Sesaat Billy merasa ragu, tapi tetap disodorkanya benda itu.

"Ini buat kamu? Tanda keseriusan aku. keluarga kamu ingin aku memberikannya langsung kepadamu. Nih... " Billy menyodorkan kotak perhiasan itu sambil tersenyum.

DYAR!!!

Gak hujan tapi Raya merasakan ada kilatan petir menyambarnya. Ia berharap pingsan saat itu juga.

Raya menggenggam dan membulatkan genggaman kedua tangannya, bertahan untuk tak menyentuh benda itu sedikitpun.

Ia menunduk sedih... bahkan setetes bening sempat menetes dari matanya yang langsung di sekanya dengan cepat.

"Maaf Bang," suara Raya lirih dan sedikit parau.

"Maaf... Raya gak pantas menerimanya.... Raya belum pantas menerimanya."

Raya menggeleng pelan berulang-ulang, matanya berkaca. Sengaja ia biarkan rambut panjangnya terurai kedepan menutupi sebagian wajahnya agar Billy tak melihatnya menangis.

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang