20. RAYA HILANG

1.7K 152 25
                                    

Semua tenda sudah berhasil didirikan. Billy mengecek personil melalui ketua kelompok masing-masing.

"Bang, Raya hilang!" Teriakan Otang  membuat semua orang yang ada di sana menghentikan aktifitas masing-masing, termasuk aktifitis Billy yang baru saja selesai mengecek kelompok satu.
 
Billy mendatangi Otang dan menarik kasar kedua bahunya.  
"Lo ngomong apa barusan?" bentaknya tak suka dibecandain.

"E... I-ya. Bang Ra-Raya nggak ada!" Otang terbata-bata

BRUK! Tas yang dipegang Billy jatuh. Ia mensanning sekitar, semua orang ada kecuali Raya.

"RAY.......! RAYA!" Refleks Billy berteriak-teriak memanggil Raya, diikuti yang lain. Semua panik mencari Raya.

"RAYA..... RAY.... RAYA.....!"
"RAYA......!" teriakan demi teriakan memanggil Raya saling bersahutan.

Pak Burhan, kepala pelatih menyarankan agar mereka tetap tenang dan mencari disekeliling tenda terlebih dahulu.

"Yang cewek mencari di sekitar tenda. Ingat tidak boleh lebih dari radius 10 meter. Yang cowok bagi kelompok, berpencar. Cari radius 100 meter ke segala penjuru!" Pak Burhan menginstruksikan. 

Nadin, Dewi, Monita, Bu Ana serta beberapa cewek lainnya saling pandang.

Mondy yang tengah berada dikerumunan mereka mendapat kesempatan untuk kabur.  Ia lelah menjadi perjaka di sarang penyamun. 

"Huhf...! Benar-benar rempong cewek-cewek itu!" gerutu Mondy setelah cukup aman dari jangkaun mereka yang terpaksa sibuk mencari Raya.

"Habis deh badan gue dicubitin mereka. Panas wajah gue kena kilatan flash cahaya kamera hape gegara diminta foto bareng. Huft!" keluh Mondy.

Sesuai instruksi Pak Burhan semua tim pencari harus segera kembali dalam kurun kurang dari 30 menit. 

NIHIL. Tak ada seorangpun diantara tim pencari yang melihat atau menemukan Raya.

Tak ada seorangpun yang menemukan jejak Raya. Beberapa bahkan ada yang memanjat pohon demi mendapatkan sinyal dan mencoba menghubungi Raya. Percuma juga, seandainya ada sinyal pun, Raya belum tentu dapat sinyal sehingga tidak mungkin bisa dihubungi. 

Billy  frustasi, ia memandang travell bag kecil milik Raya yang masih ada di dekatnya. 
Sengaja tadi ia yang membawakan agar Raya tidak terlalu repot. 

Ray..... Kamu dimana????

*****

Raya mengerjap, merasakan ada yang aneh dengan dirinya.

Pasti gue mimpi nih. . . . 
Iya, tadi gue mimpi terpeleset dan jatuh dari tebing. Abis licin banget itu tanah. Kayaknya daerah sini sering hujan deh!  Eh, tapi bukanya Gue lagi camping. Tadi ada Nadin, Dewi dan bu Ana. . . Terus kemana mereka semua? Kok sepi? Perasaan ada yang aneh nih.

Merasa ada yang ganjil dengan dirinya, sekuat tenaga Raya memaksa membuka mata.

"ARGH. . AWW!" pekiknya menahan sakit yang amat sangat  pada kakinya saat ia berusaha menggeser tubuhnya.

Matanya terbelalak, jantungnya memompa ekstra cepat, nafasnya tersengal.

"AWWW......!"

Dan begitu matanya membuka sempurna menatap sekeliling. Ia langsung histeris.

"Huahua. . .hiks...hisks." Raya berteriak lagi dan seketika menangis. Ia coba gerakkan kaki kananya lagi dan kembali terasa sakit.

"AARG. AWW!"

 
Ya Allah ... Ini bukan mimpi. Orang mimpi emang bisa merasakan sakit?
 

Detik berikutnya Raya berteriak dalam kepanikan,
"TOLONG. . . .! TOLONG! TOLONG. . . .HIKS HIKS. . . ." Raya menangis dan terisak.

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang