59. SALAH

1.2K 118 7
                                    


Selama seminggu lebih Raya dan Billy di Makasar, Mondy tidak pernah dapat tidur dengan nyenyak. Bagaimana ia bisa tidur kalo ia selalu terngiang perkataanya sendiri pada Raya.

Ia amat menyesali semua nasehatnya pada Raya. Bagaimana ia bisa meminta Raya untuk bersikap baik pada Billy, memberinya kesempatan, dan membiarkan takdir menemukan jalanya. 

Saran yang secara tidak langsung merelakan Raya-nya untuk Billy. 
Saran yang menurutnya amat tolol dan bodoh!

Harusnya ia minta Raya memperjuangkan cinta mereka. Harusnya mereka mencari cara agar lamaran itu bisa dibatalkan atau mungkin jujur pada semua bahwa mereka telah menjalin hubungan.
Harusnya ia berani bilang pada keluarga Raya bahwa ia amat mencintai Raya dan serius pada hubungannya.

Raya juga polos amat, gak protes!  Bisa-bisa ia malah nurutin semua perkataan gue? gerutu batin Mondy.

Mondy khawatir setelah seminggu bersama, Billy berhasil mengambil hati Raya. Apalagi ia telah di khitbah. 😔😢😢

Meski masih di hantui tanda tanya besar dalam benaknya, setidaknya Mondy bisa melihat wajah dan mendengar suara Raya malam ini.  Kangennya cukup terobati. Ia cukup merasa senang, lebih rileks dan bisa tidur lebih nyenyak mengesampingkan semua ketakutannya.

*****

Raya sedang memikirkan cara untuk memberikan surprise pada Mondy. Ia ingin menyampaikan kabar pembatalan lamaran Billy secara langsung dan spesial pada Mondy. Sayang kemampuan otaknya pas-pasan untuk urusan semacam ini membuatnya tak mendapatkan satupun ide.

Mau minta saran sama siapa pun bingung? Bukankah tak ada yang tahu tentang hubungannya dan Mondy?

Hah, Raya hanya bisa mengesah di dalam kamar seorang diri. Ini nih resiko yang harus diambil kalo menjalin hubungan sembunyi-sembunyi. Rawan timbul fitnah dan gampang dimanfaatkan PHO. Ya, mereka bukan PHO karena mereka tidak tahu. Billy dan Reva di kehidupan Ramon bukanlah PHO. Semua berawal dari kesalahan Raya sendiri yang tak mau jujur pada hubungan mereka.

Kalo Reva tahu Raya suka sama Mondy begitu pun sebaliknya, tak akan mungkin ia mati-matian mengejar Mondy. Lihat saja Billy.... begitu mengetahui Raya sayang sama Mondy, ia dengan rela melepaskan Raya, dengan membatalkan lamarannya.

Raya menyalahkan diri sendiri untuk semua yang telah terjadi. Karena ia yang meminta Mondy untuk merahasiakan hubungan mereka.

Salah gue juga sih, ngapa gak berani jujur. Pakai pacaran diem-diem!

Sesuai janjinya sebelum siaran, Raya mampir sebentar ke ruangan Billy. Ia mengambil kardus dikolong meja dan mulai membukanya. Billy baru masuk ruangan, saat Raya membuka kardus itu.

Sebuah gaun warna gradasi merah, sepatu high heels, parfum dan tas kecil berwarna hitam glossy.

"Ini mah perlengkapan buat kondangan," gumam Raya.

"Iya." sahut Billy yang mendadak ada di belakangnya, "Kamu pake di acara kondangan Radio Idola Sabtu besok!"

Raya memasang muka manyun di depan Billy lalu membukanya dan mengepaskan ke tubuhnya tanpa mengenakannya.

"Kenapa?" Tanya Billy yang melihat ketidaksukaan di wajah Raya.

Raya mencoba menekan ketidaksukaannya dan mencoba tersenyum, mengingat janjinya,

"Gak suka?" tanya Billy lagi.
"Hehe.... Bukan gitu. Hanya saja... Ini jelas gak Raya banget Bang!"

Ia kembali mengepas gaun ke badannya dan berputar beberapakali dengan senyum yang dipaksakan.

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang