36. BENCI TAPI RINDU

1.5K 155 17
                                    


Mondy membawa Raya ke klinik terdekat. Beberapa orang membantu mereka menepikan motor menitipkan di tempat yang aman.

Mondy menunggu sementara Raya diperiksa oleh seorang dokter jaga yang masih muda dengan 2 orang perawat. Hampir 30 menit, baik dokter atau pun perawat yang menangani Raya belum juga keluar.
Mondy panik. Ia bingung harus menghubungi siapa.
Reva! Iya Reva.

Ia segera mengambil ponsel mencari nama Reva dan mendial-nya.

"Gila lo malem-malem gini ganggu orang tidur!" sapaan yang diseberang menggerutu.
Mondy tak membuang waktu dan langsung to the point.

"Rev, dengerin gue! Raya dijambret. Sekarang dia diklinik. masih diperiksa dokter."

Klek.

"Kok dipu-t..." Mondy tak melanjuntukan ucapannya. "Yach... low bath! Mati."

Mondy mondar-mandir nggak jelas menunggu keluarnya dokter.

(- cie cie udah kayak laki nungguin bini mau lahiran aja. biasa aja kale Mon.-)😨😨😨.

Meski saat tiba di klinik tadi Raya mulai siuman tapi kondisinya amat lemah.

"Semoga Raya baik-baik saja ya Allah, amin..." Mondy menangkupkan kedua telapak tangan ke wajahnya.

"Mas, yang membawa mbak yang di dalam?" Sapa dokter yang memeriksa Raya. Dari tutur kata dan sikapnya yang lembut pastilah ia orang Jawa.

"Eh, Iya dok? Bagaimana keadaan teman saya?" Tanya Mondy mendekat.

"Mas ini siapanya ya?"

"Saya temennya dok." jawab Mondy datar.
"Oh, saya kira Mas ini pacar atau suaminya. Abis keliatan kuatir gitu," goda bu dokter sambil menuliskan resep.

"Kalo pacarnya juga gapapa. . . Saya doakan."

Mondy tersenyum garuk-garuk kepala.
Amiin.. batin Mondy lalu menyapukan telapak tangan kewajahnya.

Astaga! Kenapa gue gak nanya keadaan Raya? Mondy seolah baru tersadar. Ia segera mendekat dan duduk di kursi tepat depan meja dokter... Ralin. Ya dari name tag di jas tertulis -dr. Ralin.

"Gimana teman saya dok?" tanya Mondy akhirnya.

"Iya teman Mas... ...."

"Raya dok."

"Iya, mbak Raya sudah siuman, luka-luka ditubuhnya juga sudah kita bersihkan dan kita obati. Kalo boleh tahu luka nya kenapa ya Mas? bukan tindak kekerasan atau semacamnya kan?" selidik dokter Ralin.

Waduh... pantas saja tadi bu doketer nanyain siapa gue. Apa dikira gue habis ngapa-ngapain Raya gitu? KDRT? Kalo pun gue jadi suami gak bakalan lah dok melakukan tindak KDRT. Gak lihat apa tampang cool n penyayang gue . Protes batin Mondy.

Takut bu dokter makin salah sangka, Mondy pun memperjelas.

"Tadi teman saya di Jambret dijalan. Motornya ditendang hingga dia jatoh. jadi...." belum selesai Mondy menejelaskan dr Ralin menyerahkan selembar kertas.

"Iya, mbakbya sudah cerita. Ini resepnya tolong segera di tebus!"

Mondy mengangguk dan segera menerima resep itu.

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang