66. PERNIKAHAN

1.5K 126 9
                                    

Ijab qabul yang hanya dihadiri keluarga dan sahabat dekat Anis dan Wira berjalan lancar.

Sebagian besar yang hadir adalah keluarga papa kandung Mondy. Selama ini Anis berusaha menjaga hubungan baik dengan keluarga mantan suaminya walau tak terlalu dekat. 

Mereka empat bersaudara, dan Hendi Wijaya Kusuma, papa Mondy adalah anak laki-laki satu-satunnya keluarga Kusuma. Ketiga adik papa semua perempuan. Tante Naila  yang biasa disapa tante Nelly, tante Liana yang biasa dipanggil Mondy tante Illy dan tante Riana yang sudah berpulang saat masih kecil.

Wira sengaja meminta Anis mengundang mereka agar silaturahmi tak putus.

*****

Kini Mondy resmi memiliki papa baru, papa Wira. Tak butuh banyak adaptasi karena sejak SMP Mondy sudah menganggap Wira sebagai orang tuanya.

Semua yang hadir memberikan ucapan selamat, tak terkecuali Raya.

“Selamat Ayah, kudu jadi imam dan ayah yang baik ya?” Raya mencium tangan Wira.

Wira membalas dengan pelukan hangat. Ia sudah mengaggap gadis itu putrinya sendiri.

“Maaf ya Ayah, Abah gak bisa dateng. Insya Allah nanti datang pas resepsi...”

“Gak papa sayang....”

Raya beralih ke Anis, mencium tanganya.
“Selamat tante .... Barokallahu.....” Anis menarik tubuh Raya dan memeluknya erat lalu mengecup keningnya.

“Makasih sayang, panggil mama aja ya sayang. hm cantiknya anak menantu mama, eh maaf.... calon menantu mama!”
Anis mengangkat dagu Raya lalu kembali mengecup keningnya.

JLEB, Senyum Raya berubah seketika, jantungnya berdebar, tapi usapan lembut Anis dipunggungnya sedikit memudarkan rasa galaunya.
Wajahnya merona.

“Raya nginep sini aja ya? Sudah larut,  Ayah pasti senang. Biar Ayah juga tenang. Besok pagi biar diantar Mondy pulang ke kost. kan tadi dijemput jadi pulang juga diantar dong.'' pinta Anis.

"Ya, harus biar gak dikira jelangkung," komen Wira.

Raya hanya mengangguk pelan. “Iya tante. Kan bukan jelangkung, ya?”

"Eh, nauzubillah... Cantik gini kok jelangkung." protes Anis menoyor lengan suaminya.

Semua terkekeh, tak terkecuali Mondy yang baru masuk kembali usai mengantar penghulu, petugas KUA dan tamu penting lain hingga pintu gerbang.

Sebagai putera tunggal, Mondy mengurus semuanya karena ia yang punya hajat.

Mondy mendekati Raya yang berdiri di samping Anis dan masih dalam rangkulan Anis.

“Kamu tidur di kamarku aja ya?” bisik Mondy cukup keras.

“APA???”

Mereka bertiga kompak memekik melotot kearah Mondy. Raya bahkan sudah mengepalkan bogem tangan  mengarahkan pada Mondy.

Mondy kaget dan mengacungkan tangan membentuk huruf V.

“Ma..maksud Mondy ... biar Mondy yang tidur di luar saja, di ruang tengah.” Mondy berjeda, paham yang mereka pikirkan.

“Semua kamar kan penuh Mah, om Anan dan keluarga, tante Nelly, tante Ily, bude Atik, mama sendiri yang melarang mereka nginap di hotel kan?“

Anis dan Wira mengesah lega.

Ia mengangguk dan menyuruh Raya segera istirahat dengan isyarat.

Mondy langsunf menarik  Raya menuju kamarnya.

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang