30. Pers Conference

1.8K 141 17
                                    


Pesan WA masuk ke ponsel Raya dari Mondy

MONDY
-- Ray, besok jam 9?-

Raya yang sedang ngobrol dengan Reva tidak segera membalas. Setelah beberapa lama dan atas saran Reva juga, bagaimanapun Mondy adalah patner kerjanya sekarang, dia pun membalas pesan itu.

RAYA
-- iya. -

Mungkin mendapat angin segar, Mondy segera menulis pesan-pesan berikutnya.

Mondy -- pagi amat ya Ray? Bukanya tekhnikal meeting jam 11? -
Raya  -- Gak tau, bang Bill WA gue gitu -
Mondy  -- Mo barengan? Gue jemput ya??-
Raya -- Gak Mon , makash -
Mondy  -- Gue Deg2an Ray. Habis ekspektasi mereka tinggi banget si? -
Raya -- Makanya kita kudu serius, Do our best! -

Awalnya Raya hanya menjawab pendek, karena ia tak ingin rasa cintanya yang sudah susah payah ia sisihkan muncul lagi. Meski jujur senang dan nyaman ngobrol dengan Mondy walau hanya sekedar chat, tapi ia harus sadar diri.

*****

Mondy yang sengaja mencari-cari cara agar bisa dekat lagi seperti saat training camp. Jujur Mondy mulai rindu pada Raya.

Ia menikmati setiap rasa cinta dan sayang untuk Raya. Meski itu tak ingin dilakukanya karena tak ingin jadi PHO Raya dengan pacarnya, tapi setidak-tidaknya dengan memikirkan, melamunkan dan sukses berkomunikasi dengan Raya membuatnya bisa melupakan kebenciannya pada Alicia.

Ah, andai Lo masih sendiri Ray?

Tidak puas hanya berkirim pesan, Mondy memberanikan voice call, dan dengan senang hati di balas Raya, meski sisi batinya  lainnya protes

"Kamu Belum ngantuk Ray?" tanya Mondy menjelang akhir voice call-nya. Sebelumnya mereka sudah ngobrol sana-sini, bahkan sudah latihan siaran via telpon. Ngakak berdua. Hm. . . Pokoknya mereka berdua tampak bahagia.

"Kamu?" tanya Raya balik. --(Cie. .. Cie sekarang pake aku kamu)-
"Ngantuk tapi masih pengen denger suara kamu." goda Mondy.
"Gombal!"
"Serius! Suer?"
"Demi apa?"
"Ya demi kamu lah."
Raya terkekeh. katanya ngantuk masih sempat gombal juga.

"Kita kayak orang pacaran ya Ray?"

DEG!

Raya diam langsung tersadar. Sekuat jiwa raga ia harus menahan hasratnya. Ini salah dan harus di hentikan. Ini seharusnya tidak terjadi.

Raya masih diam tak menjawab.
Bahkan suara nafasnya pun tak Mondy dengar.

"Halo Ray? Kamu udah tidur?" tanya Mondy lembut. 

Raya masih diam. Hingga Mondy mengulangnya lagi.

"Hm. . .Hoah " Raya berdehem lalu pura-pura menguap.

"Ya udah kamu bobo ya? Jangan lupa cuci muka, tangan, kaki, gosok gigi dan berdoa. . . CU. "

Hm. . . Nyess, di dada Raya terasa hangat dan nyaman. 

"Kamu juga." balas Raya lembut.

"Met bobo ya. .." dalam hati Mondy menambahkan kata - sayang , "Have a nice dream."

"Hm.. . Kamu juga ya?"

Klik, tanpa disadari keduanya mengecup lembut ponsel masing-masing dan senyum-senyum sendiri.

*****

Mondy sengaja datang 30 menit lebih awal ke studio PRO FM. Ia amat yakin kalo Raya belum sampai distudio PRO FM. 

Sengaja Mondy tidak langsung masuk ke kantor tapi mampir di Resto Kantin. Tempat ini paling pas karena ia bisa melihat jika Raya datang.

Mondy mendapatkan perlakuan istimewa dari seorang pelayan yang bernama bu Kantini yang mengaku sebagai pemilik Kantin. Bu Kantin mengaku pernah melihat Mondy di televisi sehingga ia yakin kalo Mondy seorang selebritis. Ia bahkan telah mengantarkan menu andalan Kantin tanpa Mondy pesan. Dan begitu tahu kalo Mondy juga penyiar baru di Pro FM, alias di kantor sebelah, Bu Kantini langsung menggratiskan makanan hari ini. Sebagai salam perkenalan, katanya, biar besok-besok Mondy sering makan di sana.

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang