35. ACCIDENT KE-3

1.4K 153 15
                                    


Akhir-akhir ini Raya memang merasa tidak sehat, mudah lelah dan gampang ngantuk. Ia memang sering datang ke studio lebih awal kadang dari kampus langsung ke sana. Bolak-balik hanya akan membuatnya makin lelah. Biasanya dia akan main game, main ponsel diruangan atau ngobrol dengan Otang dan Nadin.

Hari ini ia mengurus kontrak balap dengan tim barunya. Sesuai janji Dani, ia diijinkan balapan lagi asal tak mengganggu siaran dan kuliah. Usai dari tim balap ia langsung meluncur ke studio.

Nadinlah yang seminggu terakhir rajin menemani ngobrol di studio. Dan seperti biasa, Nadin selalu curhat jika ia ingin sesekali menjadi penyiar di acara Gerbang.

“Biar pendengar juga gak bosen kan Ray, tapi Bang Billy tuh selalu gak ngijinin.” keluh Nadin.

“Gue udah coba bilang Din. Tapi bossnya bilang gitu.... yach...”
Raya mengangkat bahu, “Tapi mungkin kalo gue atau Mondy berhalangan lo bisa gantiin salah satu diantara kita.”

Nadin terdiam seperti memikirkan sesuatu lalu ia tersenyum sinis. Tapi Raya tak memperhatikannya.

“Oh iya Ray. Gimana kabar penyelidikan Bang Billy tentang kasus lo di hutan?” Nadin mengganti topik pembicaraan. tentu saja ia bermaksud mengorek informasi sebanyak-banyaknya karena sejujurnya ia juga was-was kalo sampai Billy tahu ia terlibat.

Raya menggelengkan kepala.

“Gak dilanjut?” tanya Nadin lagi.
“Au ah Din. Emang gue pikirin? terserah Billy mau lanjut mau stop, kagak ada pengaruhnya sama gue. Abis gue kesel.... masak Billy  mencurigai Mondy? Jelas-jelas gue gak bareng Mondy di sana. Arah jalan Mondy saat nyasar aja beda dengan arah jalan kita  sebelum gue jatuh dan kesasar kan? Mondy juga kebingungan gak tahu jalan pulang. Jadi mana mungkin dia merekayasa? Kebetulan aja saat kami sama-sama nyasar dipertemukan Tuhan.”

Nadin hanya mengangguk-anggukan kepala.

Lalu seperti biasa sebelum Raya siaran Nadin menyodorkan minuman hangat yang biasanya dibawakan mas Bobby, OB ditempat mereka.

“Mau lo bawa atau gue bawain ke studio sementara lo siap-siap?” tawar Nadin.

Raya terkekeh dan membawa gelas panjang tersebut masuk studio. 

Awalnya Raya selalu membawa air mineral dalam ecobottle 750ml yang selalu ada di tasnya. tapi berhubung selalu ditawari mas Bobby mau minum apa? mau dibuatin apa? Raya pun meminta air putih saja dan tak bawa air minum lagi. Lagian kalo cuma air mineral di studio juga banyak dan free.

Mondy sudah ada di studio saat Raya masuk. Mereka sedikit berdiskusi sebelum acara dibuka. Mencocokkan skrip yang mereka bawa masing-masing, melihat  mention-mention untuk gerbang pada layar monitor dan masing-masing membuat catatan kecil dalam notes mereka.

Ramon sudah paham betul tugas  masing-masing. Bahkan saat tanpa Billy pun mereka tetap bisa siaran dan tidak mengecewakan.

Back Sound berakhir.... Said pun memberi kode pada mereka.

Raya : ...
-”Asssalamualikum warohatulloh wabarokatuh....
Apa kabar Sobat Pro FM? Kita ketemu lagi nih... di GERBANG-- Generasi Bangsa ---”

Lanjut back sound.

“Masih setia nih... ada Gue Raya.”

Mondy:...
“Dan Mondy. Selama lebih kurang 3 jam ke depan kita akan sama-sama mengawal sobat Pro di GERBANG . Salam juga buat Sobat Pro yang ada di 6 kota lainnya selain Jakarta. Yang ada di Medan, Pelembang, Bandung, Semarang, Yogya, Surabaya dan Makasar. Semoga semua sehat n in good mood yah? Hari ini kita ada apa nih Ray?”

Siapa takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang