33 :: Dibalik Topeng
"Dia itu menyebalkan. Tapi herannya banyak yang naksir sama dia." - Nats.
"Cuma dia yang bisa rubah sisi paling beku gue." - Harris.
"Lelah rasanya aku berteman dengan perih. Aku ingin bangkit, tapi kamu terus membuatku jatuh. Aku lelah rasanya. Benar-benar lelah." — NM
-Just be Mine-
SORAK riuh terdengar dari kelas sebelas karena setelah jam istirahat kedua tadi hingga bel pulang berdenting jam kosong dikarenakan guru-guru tengah mengadakan rapat untuk membahas persiapan UN untuk kelas 12, kakak kelas mereka.
"Muka lo masih merah gitu ya?" ucap Tara dengan nada meledek saat Nats baru saja masuk ke dalam kelas, entah gadis itu tadi kemana dulu.
Mendengar ledekan Tara barusan membuat Nats mendengus. "Apasi?!" Nats dengan ketus karena merasa kesal.
Nida menaik turunkan alisnya sambil mentoel lengan Nats pelan. "Gimana rasanya?" Pandangannya lalu beralih pada Tara dengan tatapan datarnya. "Ish, gara-gara. Lo sih jadi kagak kelar mereka," dumelnya.
"Yaa..maaf sih, ehe. Refleks," kekeh Tara.
"Pada ngomongin apa sih.." balas Nats dengan nada kesal padahal pipinya tengah memanas kini.
Melihat Nats yang salah tingkah begitu membuat Ulli tertawa. "Halah sok ngga tau pipi lo aja udah ngeblush gitu kok," ledek Ulli sambil mentoel pipi Nats.
"Udah deh ngga usah berisik," sahut Nats. "Btw nih ya si sempak penguin kemana?" tanya Nats sambil sekalian mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Iya, iya si Risa kutu kupret kemana?" Ucap Nida yang juga baru menyadari sepertinya jika tak ada Risa diantara mereka. "Yaampun ketinggalan di perpus! Wah gara-gara lo nih, Tar main seret gue aja!"
Tara mencibir. "Yee kan lo mau juga."
Tak berapa lama akhirnya Risa masuk ke dalam kelas mereka dengan wajah kusutnya. "Kamvret emang lo, Da!" sahut Risa yang baru saja datang dengan raut wajah seperti orang bangun tidur saja. "Asem gue ditingal di perpus sendirian," balasnya sambil mengusap pipinya yang agak basah.
"Euwwh..jorok ish!" lagi-lagi Tara yang mengomel melihat Risa dengan santainya mengusap pipinya yang basah lalu menyengir lebar.
"Masih mending gue, nah elo pada ninggalin gue sampe lama banget udah gitu bangun-bangun ngeliat adek kelas ciuman di perpus lagi, kampret paket C,"
Mendengar penuturan Risa membuat keempat gadis dihadapannya itu tertawa keras, sedangkan yang jadi bahan tertawaan malah kesal sambil memberengut sebal.
"Eh, gimana? Pake lidah kagak?" tanya Nida dengan tertawa, emang itu cewek rada mesum juga sih.
Tuk!
Empat jitakan langsung saja menyasar pada kepala Nida yang sedang mengaduh kini. "Sakit geblek."
"Makanya ngga usah mesum mulu, neng." cibir Risa. "Praktek aja belum pernah pakai segala dong!"
Nida bukannya kesal atau apa dia malah tersenyum misterius lalu menatap Nats."Masih mending gue dari pada Nats dari tadi dicariin malah mojok di rooftop lalu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Be Mine
Teen FictionJust Be Mine "Just stay here don't go"- a teen fiction by Natchadiary Alur kehidupan Nats, seorang model yang tengah menjadi perbincangan hangat remaja dimedia social berubah saat dirinya bertemu dengan Harris, ketua badboy Bibang dengan sejuta aura...