55 :: Terhubung atau Patah?
"Bahagia itu lihat dia bahagia di samping gue, bukan di samping dia." - your bad boy, Harris.
"Sayang sih, tapi malu bilangnya." - Nats.
"Jangan janji kalau ujungnya cuma bohong. Sakit rasanya." - Tara.
"Gue kangen pengen peluk lo. Tapi lo nya kabur mulu. Ngga capek emang lari mulu?" - Arsya.
"Yang aku tau saat semesta kembali mempertemukan kita didetik dan tempat yang sama. Aku tetap saja hanya diam, melihat binar bahagiamu meletup hangat tanpa adanya aku. Ya, aku hanya bisa diam. Anggap saja aku cukup bahagia melihat senyuman hangat kamu." - Natchadiary, 2018
Makasih yang sudah terlepas jadi siders dan kasih apresiasi kalian buat JBM. Makasih juga yang udah mau nungguin. Tanpa kalian cerita ini cuma nama doang :))
So, selamat menikmati kisah remaja BiBang. Ada yang rindu?
-Just be Mine-
"MAU bicarain apaan sih, Kak?" Risa bertanya sembari mengaduk jus mangganya menggunakan pipet tapi matanya tetap terarah pada Ava yang baru saja menyeretnya ke salah satu cafe begini.
Ava menghela napasnya pelan. "Gue cuma mau tanya kenapa sih temen lo yang satu itu benci banget sama gue?" tanyanya dengan nada heran sembari menyeruput lattenya pelan.
Mendengar pertanyaan Ava barusan membuat Risa mengerutkan alisnya heran. Hingga sebuah nama tercetus dalam benaknya. "Temen gue? Tara maksud Kakak?" tanyanya hati-hati.
"Ya you know lah. Gue heran aja sama dia. Segitu bencinya ya sama gue? Gara-gara Arsya?"
Risa menyeruput jus mangganya pelan. "Ehmm..kalau urusan gituan ngga tau, Kak, gue. Dia ngga pernah cerita tentang Kakak apalagi Arsya. Ngga pernah deh seriusan," balasnya.
"Dia kan temen lo, masa ngga ada cerita gitu sama lo? Ya minimal tentang Arsya lah." Ava menatap Risa dengan tatapan seriusnya yang kata orang terlihat mengintimidasi, dia agak heran bagaimana bisa mereka beranggapan seperti itu.
Cewek berambut hitam melebihi bahu itu menghela napasnya pelan. "Itu masa lalu katanya, dia ngga pernah ngomongin Arsya, gue cuma suka nebak-nebak sendiri sih. Itu privacy dia, kalau ngga mau cerita ya gue sih santai aja." Begitu jawabnya sembari menganguk mantap. "Kenapa, Kakak suka sama Arsya?"
Ava terkekeh geli mendengarnya. "Geli tau ngga rebutan cowok sama adek kelas begini," kekehnya.
"Jadi?" tanya Risa sembari menaikan alisnya. Sengaja menggoda kakak kelasnya itu-lagian Ava ternyata tidak se-sangar yang di bilang banyak orang. Hanya karena tatapan mengitimidasi cewek jangkung berambut panjang itu.
"Ngga. Itu dulu." Ava menjawab sembari tersenyum tipis. "Dia cinta banget sama temen lo, gue tau. So, buat apa kan suka sama cowok yang masih ninggalin hati dia buat cewek lain? Percuma."
Risa makin heran saja mendengarnya. "Tapi setau aku ya, Kak. Tara sama Arsya itu berantem mulu, bahkan makin parah sekarang. Masa iya gitu yang dinamain suka?"
"Ya gue ngga tau sih, tapi beneran deh menurut gue si Arsya kampret temen gue itu suka sama temen lo." Begitu balas Ava sembari mengibaskan tangannya ke udara. "Gue kenal dia bukan setahun dua tahun aja, gue tau banget galau mulu itu bocah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Be Mine
Novela JuvenilJust Be Mine "Just stay here don't go"- a teen fiction by Natchadiary Alur kehidupan Nats, seorang model yang tengah menjadi perbincangan hangat remaja dimedia social berubah saat dirinya bertemu dengan Harris, ketua badboy Bibang dengan sejuta aura...